Jerman dan Kanada akan menandatangani sebuah perjanjian pada hari Selasa untuk meningkatkan kerjasama di bidang bahan baku kritis, demikian dikatakan Kanselir Friedrich Merz, seiring upaya mereka mengurangi ketergantungan berat terhadap Tiongkok.
Dominasi Tiongkok dalam menyuplai bahan-bahan semacam itu ke dunia telah menjadi sorotan sejak Beijing tahun ini memberlakukan pembatasan ekspor untuk beberapa logam tanah jarang kunci, yang memicu kecemasan di kalangan pebisnis global.
Logam tanah jarang digunakan dalam beragam produk, mulai dari baterai mobil listrik hingga turbin angin dan cakram keras komputer.
Pada konferensi pers di Berlin bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney, Merz mengatakan bahwa para menteri Kanada dan Jerman akan menandatangani nota kesepahaman mengenai bahan baku.
“Kolaborasi ini sangat saya sambut baik dan kami dukung,” ujar pemimpin Jerman tersebut. “Ini merupakan langkah positif untuk memperkuat dan mengamankan perekonomian kita.”
Carney menyatakan bahwa serangkaian faktor—mulai dari volatilitas perdagangan global hingga perang Ukraina dan pandemi korona—telah memperlihatkan kerentanan rantai pasokan mineral kritis.
“Jerman termasuk yang terdepan dalam memulai diversifikasi itu untuk menjauhi ketergantungan pada Tiongkok… Kanada dapat berperan dalam mempercepat diversifikasi tersebut bagi Jerman dan Eropa,” katanya.
“Isu-isu ini hanya akan menjadi semakin penting.”
Para pemimpin tidak segera mengungkap rincian perjanjian, yang diharapkan akan dirilis kemudian.
Warta outlet Politico melaporkan bahwa perjanjian tersebut akan memiliki lima tujuan utama, dengan fokus pada teknologi terkait pengolahan, pemurnian, dan daur ulang bahan baku.
Upaya ini akan mencakup material mulai dari logam tanah jarang hingga litium dan tembaga, yang dapat disediakan Kanada dan diminati oleh Jerman, demikian dikatakannya.
Kedua negara juga akan bertujuan untuk berpartisipasi lebih banyak dalam inisiatif-inisiatif internasional mengenai bahan baku.
sr/fz/lth