Untuk pertama kalinya, Jepang menyetujui penjualan bebas pil kontrasepsi darurat, menurut pengusahanya. Hal ini memungkinkan perempuan di negara tersebut mengakses obat tersebut tanpa memerlukan resep dokter.
ASKA Pharmaceutical menyatakan bahwa akses yang lebih luas terhadap pil ini akan “memberdayakan perempuan Jepang dalam bidang kesehatan reproduksi.” Tanggal peluncuran pil ini di apotek masih belum diumumkan.
Pil ini akan dikategorikan sebagai “obat yang memerlukan bimbingan,” yang berarti perempuan harus meminumnya di hadapan apoteker secara langsung.
Pil “pagi setelah” atau *morning-after pill* telah tersedia tanpa resep di lebih dari 90 negara. Pandangan konservatif Jepang mengenai aborsi berakar pada patriarki serta persepsi tradisional tentang peran perempuan.
Dalam pernyataan resmi pada hari Senin, ASKA Pharmaceutical mengonfirmasi bahwa mereka “telah memperoleh otorisasi pemasaran sebagai peralihan ke penggunaan OTC untuk pil kontrasepsi darurat yang dipasarkan dengan merek Norlevo.”
Surat kabar *Mainichi Shimbun* melaporkan bahwa tidak akan ada batasan usia bagi pembeli dan juga tidak diwajibkan meminta izin orang tua.
Perusahaan mengajukan persetujuan regulasi pada tahun 2024, setelah sebelumnya melakukan uji coba penjualan pil tanpa resep di tahun sebelumnya.
Selama masa uji coba, Norlevo disediakan di 145 apotek di Jepang. Sebelumnya, pil ini hanya bisa diperoleh melalui klinik atau apotek dengan pemeriksaan dan resep dokter.
Saat itu, kelompok hak asasi manusia mengkritik uji coba tersebut dengan alasan cakupannya terlalu terbatas, dan mendesak agar pembatasan dicabut. Para aktivis lama berargumen bahwa kewajiban memiliki resep menghalangi perempuan muda dan korban pemerkosaan untuk mengakses kontrasepsi darurat.
Wacana menjual obat ini tanpa resep pertama kali dibahas oleh panel Kementerian Kesehatan pada 2017. Hasil konsultasi publik menunjukkan dukungan yang sangat besar dari seluruh penjuru negeri.
Namun, saat itu pihak berwenang belum memberikan lampu hijau, dengan alasan bahwa akses yang terlalu mudah dapat mendorong penggunaan pil “pagi setelah” secara tidak bertanggung jawab.
Norlevo—serta versi generiknya, levonorgestrel—paling efektif jika dikonsumsi dalam waktu 72 jam setelah hubungan intim tanpa pengaman, dengan tingkat efikasi mencapai 80%.