Pendiri Georgian Dream, Bidzina Ivanishvili, sedang di bawah tekanan dari empat kelompok oposisi
Tiga hari sebelum rakyat Georgia memilih dalam pemilihan yang dianggap sebagai momen penting dalam masa depan negara mereka, pendiri partai pemerintah Georgian Dream mengatakan kepada ribuan pendukung “kami memilih perdamaian, bukan perang”.
Setelah 12 tahun di pemerintahan, Georgian Dream Bidzina Ivanishvili menghadapi perlombaan ketat melawan empat kelompok oposisi untuk mempertahankan kekuasaan di negara Kaukasus ini. Partainya menuduh oposisi bertujuan untuk menyeret Georgia ke dalam perang di Ukraina, namun oposisi berpendapat bahwa pemilihan ini adalah pilihan antara Rusia di bawah Georgian Dream, atau Eropa.
Ivanishvili, yang dianggap sebagai figur paling berpengaruh di Georgia, mengatakan kepada massa di Liberty Square bahwa mereka harus memiliki “masa depan Eropa yang terhormat berdasarkan kesetaraan”.
Rakyat Georgia secara luas mendukung bergabung dengan Uni Eropa, namun UE membekukan proses tersebut tahun ini setelah tuduhan pedas dari Brussels bahwa pemerintah mundur dalam demokrasi.
Partai ini dituduh oleh oposisi sabotase upaya Georgia untuk bergabung dengan UE, meskipun Georgian Dream bersikeras bahwa mereka masih berada di jalur untuk melakukannya pada tahun 2030.
Jajak pendapat di Georgia tidak dianggap dapat diandalkan, namun survei terbaru menunjukkan bahwa Georgian Dream akan memenangkan perlombaan, namun empat partai oposisi yang digabungkan akan mengalahkan mereka.