Militer Israel mengumumkan pada Senin pagi bahwa mereka telah melakukan “serangkaian serangan” di Rafah, kota di Gaza tempat lebih dari satu juta warga Palestina pengungsi menjalani pengungsian.
Sekitar pukul 3 pagi waktu setempat, militer tersebut mengumumkan melalui Telegram bahwa serangan mereka terhadap “sasaran berkualitas” telah selesai. Gambar dan video di media sosial, yang belum dapat diverifikasi, menunjukkan orang-orang terluka dan kerusakan pada bangunan. Media berita melaporkan serangan mematikan terhadap dua masjid di Rafah dan menyebutkan bahwa orang-orang dibawa ke Rumah Sakit Kuwait di kota tersebut.
Para sekutu terpenting Israel, termasuk Amerika Serikat dan Britania Raya, telah memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk tidak melanjutkan rencana mengirim pasukan ke Rafah. PBB telah menyatakan bahwa warga Palestina di sana kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, serta serangan darat akan meningkatkan risiko terjadinya bencana yang sedang berlangsung.
Pada hari Minggu, Netanyahu berjanji akan memberikan “jalur aman” kepada warga Palestina menuju daerah utara Gaza sebelum invasi darat yang direncanakan, meskipun dia tidak memberikan rincian. Dia mengatakan bahwa Israel tidak punya pilihan selain menyelesaikan serangan terhadap Hamas, yang katanya bersembunyi di tengah warga sipil di Rafah. PBB dan kelompok bantuan telah menyatakan bahwa warga Rafah, banyak di antaranya sudah mengungsi setidaknya sekali untuk menghindari serangan Israel sejak awal perang, tidak punya tempat lain untuk pergi.
Kontributor laporan: Yan Zhuang.