Israel Klaim Konvoi Gaza Sepenuhnya Terhenti, Aktivis Soroti Kesuksesan

Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan pada Kamis bahwa mereka telah menggagalkan upaya Global Sumud Flotilla untuk menerobos blokade laut terhadap Jalur Gaza, meskipun terdapat klaim kontradiktif dari para aktivis di atas kapal.

Para penyelenggara flotilla bantuan, yang berlayar dari Barcelona pada akhir Agustus dan bertujuan mengantarkan bantuan kemanusiaan langsung kepada penduduk Gaza, menyebutkan bahwa Israel mencegat sekitar 40 kapal di Laut Tengah.

Namun, para aktivis menyatakan bahwa satu kapal, yakni Mikeno, berhasil mendekat hingga beberapa kilometer dari pantai Gaza, sebagaimana terlihat pada layanan pelacakan kapal daring mereka.

Mereka menggambarkan misi tersebut sebagai sebuah kesuksesan, dan menyebutnya sebagai kali pertama sebuah kapal sipil berhasil menerobos blokade laut Israel serta memasuki perairan teritorial di Jalur Gaza.

Surat kabar The Times of Israel melaporkan, dengan mengutip sumber militer, bahwa tidak ada satu pun kapal dari flotilla tersebut yang berhasil mencapai perairan di lepas pantai Gaza yang dikontrol Israel, serta menyatakan bahwa klaim aktivis didasarkan pada data pelacakan yang tidak akurat.

Nasib kapal Mikeno masih belum jelas akibat terputusnya komunikasi. Tidak ada laporan yang menyebutkan bahwa kapal tersebut telah sampai di daratan dan dapat membongkar muatan bantuannya.

Militer Israel dan Kementerian Luar Negeri awalnya tidak menanggapi pertanyaan-pertanyaan seputar kapal Mikeno.

Angkatan Laut Israel melakukan pencekatan terhadap Global Sumud Flotilla pada Rabu malam di sekitar 80 kilometer dari pantai, tepatnya di perairan internasional.

Para aktivis menilai tindakan pencekatan tersebut ilegal dan menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza—sebuah tuduhan yang sebelumnya telah ditampik oleh Israel.

Anggota flotilla melaporkan bahwa setidaknya satu kapal ditabrak dan kapal lainnya disemprot dengan meriam air. Siaran langsung dari beberapa kapal memperlihatkan prajurit bertopeng dan bersenjata lengkap naik ke kapal serta memerintahkan awak untuk mengangkat tangan. Tidak ada laporan mengenai korban luka-luka selama operasi berlangsung.

MEMBACA  Piala Asia: Bangladesh Kalahkan Afghanistan, Lolos ke Super Four Masih Terbuka

Berdasarkan keterangan penyelenggara, sekitar 500 peserta dari lebih dari 40 negara, termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, akan dibawa ke Israel dan kemudian dideportasi.

“Para penumpang dalam keadaan selamat dan sehat,” tulis Kementerian Luar Negeri Israel di X, disertai dengan foto sejumlah aktivis, termasuk Thunberg.

Dua kapal lainnya berbelok ke utara menuju Siprus dan berhasil menghindari tindakan militer. Satu kapal terakhir masih berada di laut, namun jauh dari Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Israel memperingatkan bahwa jika kapal tersebut terus mendekat, maka ia juga akan dihentikan.

Awalnya belum jelas apa yang akan terjadi pada kapal-kapal yang dicegat beserta muatannya. Para aktivis sebelumnya telah menolak tawaran dari Israel untuk mengangkut pasokan flotilla ke Jalur Gaza melalui pelabuhan Israel.

“Flotilla menolak karena mereka tidak tertarik pada bantuan, melainkan pada provokasi,” tulis Kementerian Luar Negeri Israel di X.

Flotilla mengeluarkan pernyataan pada Kamis yang berbunyi: “Komitmen kami tetap jelas: menerobos pengepungan ilegal Israel dan menghentikan genosida yang tengah berlangsung terhadap rakyat Palestina. Setiap tindakan penindasan terhadap flotilla kami, setiap eskalasi kekerasan di Gaza, dan setiap upaya untuk menekan aksi solidaritas justru semakin memperkuat tekad kami.”