Industri Baja Rusia di Ambang Kehancuran? Severstal Peringatkan Kemungkinan Penghentian Operasi

Permintaan baja di Rusia sedang menghadapi tantangan berat, dan Severstal (SVJTY) mulai mengibarkan bendera merah. CEO Alexander Shevelev mengungkapkan kepada Rossiya-24 bahwa beberapa lini produksi mungkin harus dihentikan untuk menyeimbangkan kelebihan pasokan, karena konsumsi domestik diperkirakan turun 10% tahun ini menjadi 39 juta ton. Penurunan tajam ini setara dengan kebutuhan satu industri besar selama setahun. Dengan harga baja berada di level terendah dalam beberapa tahun dan rubel yang kuat menghambat ekspor, banyak produsen kini berada di ambang batas antara impas dan kerugian.

Ini bukan sekadar masalah sektor baja, melainkan cerminan perlambatan ekonomi Rusia yang lebih luas. Kenaikan suku bunga tahun lalu untuk mengendalikan inflasi masih memberikan dampak berkepanjangan. Kementerian Ekonomi kini memperingatkan risiko resesi, sementara eksportir terjepit oleh rubel yang menguat hampir 23% sejak 2023. Dengan kurs saat ini di 78,72 per dolar, rubel masih jauh dari kisaran 90-100 yang menurut Shevelev lebih mendukung perdagangan. Tekanan nilai tukar ini memperparah kondisi penjual komoditas, mulai dari minyak hingga baja.

Meski dilanda badai, Severstal belum menyerah. Shevelev menyatakan perusahaan berupaya mempertahankan produksi dan rencana investasi—meski tidak menutup kemungkinan pemotongan lebih dalam jika kondisi memburuk. Perubahan kebijakan moneter mungkin bisa memberikan sedikit ruang gerak, tapi untuk saat ini, investor perlu tetap waspada. Produsen baja Rusia mungkin memasuki fase bertahan hidup baru, di mana efisiensi, pengendalian biaya, dan ketahanan makro akan menentukan pemenangnya.

Artikel ini pertama kali muncul di GuruFocus.

MEMBACA  Satu tenaga medis tersisa di rumah sakit Gaza karena Israel mengatakan telah menangkap 100 'teroris'