India dan Selandia Baru Sepakati Perjanjian Perdagangan Bebas | Berita Perdagangan Internasional

Berbagai pemerintahan di seluruh dunia berupaya mendiversifikasi hubungan dagang akibat ketidakpastian yang dipicu oleh tarif luas yang diterapkan Trump.

India dan Selandia Baru telah mengumumkan tercapainya perjanjian perdagangan bebas yang diperkirakan akan meningkatkan nilai perdagangan antara kedua negara hingga ratusan juta dolar.

New Delhi dan Wellington mengonfirmasi kesepakatan tersebut pada Senin, menyatakan bahwa penandatanganan resmi diharapkan terjadi pada kuartal pertama tahun depan.

Artikel Rekomendasi

list of 4 items
end of list

Pengumuman ini muncul di saat banyak negara berupaya memperbanyak mitra dagang guna mengantisipasi ketidakpastian akibat kebijakan tarif menyeluruh dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Berdasarkan kesepakatan, India akan mendapatkan akses bebas bea untuk semua ekspor barang ke Selandia Baru. Wellington akan mendapat konsesi bea dan akses pasar untuk sekitar 70 persen lini tarif India, yang mencakup kurang lebih 95 persen ekspor Selandia Baru ke India secara bertahap, menurut para pejabat.

Selandia Baru berharap dapat memperluas ekspor produk susu, buah, wol, dan anggur ke India, dengan perkiraan keuntungan signifikan di sektor hortikultura, produk kayu, dan wol domba.

Di pihak India, penerima manfaat terbesar dari akses bea ke pasar Selandia Baru diperkirakan meliputi tekstil dan pakaian, barang teknik, kulit dan alas kaki, serta produk kelautan.

Kementerian Perdagangan dan Industri India menyatakan bahwa Selandia Baru juga berkomitmen untuk investasi senilai $20 miliar di India dalam 15 tahun, sementara tenaga profesional terampil India akan mendapat akses lebih mudah ke pasar kerja Selandia Baru.

Ketidakpastian akibat kebijakan ekonomi nontradisional Trump telah mendorong banyak negara menjajaki kesepakatan dagang bilateral, guna mengurangi paparan terhadap proteksionisme dan tarif impor AS yang meningkat.

MEMBACA  "Mercedes Menyatakan Tidak Ada Gangguan Rantai Pasok Setelah Kekhawatiran Ekspor dari China" (Tata letak yang rapi dan profesional, menggunakan huruf kapital yang konsisten dan spasi yang tepat.)

p>New Delhi telah meningkatkan upaya untuk memperluas tujuan ekspornya sebagai bagian dari strategi melindungi perekonomian mereka.

Dorongan ini diutamakan oleh Perdana Menteri Narendra Modi saat menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin di ibu kota India awal bulan ini untuk pembicaraan dagang, selain tentunya diskusi mengenai ketegangan geopolitik.

Meski demikian, India berusaha mempertahankan politik balance yang telah lama dijalin antara Blok Timur dan Barat. Menteri Perdagangan India Piyush Goyal menegaskan hal itu pada Senin. Selain kesepakatan dengan Selandia Baru, India juga sedang merampungkan perjanjian dengan AS dan Kanada.

Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon menyatakan dalam postingan di X bahwa ekspor negaranya ke India diproyeksikan meningkat $1,1 miliar hingga $1,3 miliar per tahun dalam dua dekade mendatang berkat kesepakatan ini.

“Meningkatnya perdagangan berarti lebih banyak lapangan kerja untuk warga Selandia Baru, upah yang lebih tinggi, serta lebih banyak peluang bagi masyarakat kami yang giat bekerja,” ujar Luxon.

Namun, kesepakatan ini menuai kritik dari partai populisme sayap kanan, New Zealand First.

Pemimpin partai Winston Peters menyatakan perjanjian ini “terlalu banyak memberi, khususnya dalam hal imigrasi,” menurut pernyataan yang dikutip The New Zealand Herald.

Kesepakatan ini juga berisiko menyentuh beberapa isu sensitif di India.

Sebagai bentuk perhatian terhadap kekhawatiran tersebut, New Delhi mengecualikan impor produk susu seperti susu, krim, whey, yoghurt, dan keju dari perjanjian, bersama beberapa produk hewani dan nabati termasuk daging kambing, bawang bombay, dan almond.

Petal Dhillon, kepala negosiator India, menyatakan penandatanganan akan dilakukan setelah melalui tinjauan hukum terhadap naskah yang telah dinegosiasikan.

Tinggalkan komentar