Hubungan antara Berlin dan Warsawa bisa terganggu setelah Karol Nawrocki yang konservatif memenangkan pemilihan presiden Polandia, demikian peringatan para ahli kebijakan luar negeri Jerman pada Senin.
Anggota parlemen Paul Ziemiak mengatakan kerja sama antara Jerman dan Polandia “sangat penting” bagi Eropa.
Namun, Ziemiak kepada stasiun radio Deutschlandfunk menyatakan bahwa hubungan itu bisa menjadi tegang setelah kemenangan Nawrocki dalam pemilu Minggu lalu.
“Ini tidak akan lebih mudah dengan presiden baru ini, Karol Nawrocki,” kata Ziemiak, yang memimpin kelompok parlemen Jerman-Polandia di Bundestag, majelis rendah Jerman.
Selama kampanye, Nawrocki berargumen bahwa Jerman tidak pernah bisa dipercaya, ungkap Agniezka Lada-Konefal dari Lembaga Urusan Polandia di Jernan kepada dpa.
Nawrocki, sejarawan konservatif, berjanji akan memperjuangkan reparasi Perang Dunia II dari Jerman, isu yang lama jadi sumber ketegangan antara kedua negara.
Sebagai kepala negara, Nawrocki tidak bisa mengambil langkah konkret soal reparasi, tapi retorikanya bisa memengaruhi atmosfer hubungan bilateral, kata Lada-Konefal.
Lebih lanjut, dia mengatakan hasil ini mungkin mempersulit Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, yang bisa kesulitan meloloskan agenda reformasi karena kekuata veto Nawrocki.
Tusk dianggap dekat dengan Kanselir Jerman baru Friedrich Merz, dengan keduanya sudah beberapa kali bertemu sejak Merz menjabat bulan lalu.
Lada-Konefal menyatakan Tusk harus “menghindari gerakan positif ke arah Jerman” jelang pemilu parlemen 2027. “Inisiatif besar Jerman-Polandia karenanya tidak bisa diharapkan,” tegasnya.