Pemimpin kelompok mendesak pemerintah ‘jangan serahkan negara pada agresor Israel yang tak pernah puas atau tiran Amerika’.
Pemimpin Hezbollah, Naim Qassem, menuduh pemerintah Lebanon ‘menyerahkan’ negara pada Israel dengan mendorong pelucutan senjata kelompok tersebut, memperingatkan bahwa mereka akan berjuang mempertahankan senjatanya.
Qassem berbicara dalam pidato televisi pada Jumat setelah bertemu dengan pimpinan keamanan tertinggi Iran, Ali Larijani. Tehran lama mendukung kelompok bersenjata Lebanon ini.
Hezbollah muncul dalam keadaan melemah setelah perang dengan Israel tahun lalu, dan di bawah tekanan AS, pemerintah Lebanon memerintahkan militer untuk menyusun rencana melucuti senjata kelompok tersebut sebelum akhir tahun.
Iran, yang ‘poros perlawanannya’ mencakup Hezbollah, juga mengalami serangkaian kemunduran, terbaru dalam perangnya dengan Israel, yang memicu serangan AS terhadap situs nuklirnya.
“Ini bangsa kita bersama. Kita hidup bermartabat bersama, dan kita bangun kedaulatannya bersama—atau Lebanon takkan punya kehidupan jika kalian berdiri di sisi lain dan mencoba menghadapi serta melenyapkan kami,” kata Qassem.
“Pemerintah menjalankan perintah Amerika-Israel untuk mengakhiri perlawanan, bahkan jika itu memicu perang saudara dan konflik internal,” tambah pemimpin Hezbollah itu.
“Perlawanan takkan menyerahkan senjata selama agresi berlanjut, pendudukan masih ada, dan kami akan melawannya… jika perlu menghadapi proyek Amerika-Israel ini apapun risikonya,” ujarnya.
Qassem mendesak pemerintah ‘jangan menyerahkan negara pada agresor Israel yang tak pernah puas atau tiran Amerika dengan keserakahan tanpa batas’.
Ia juga menyatakan pemerintah akan ‘menanggung tanggung jawab atas ledakan internal dan kehancuran Lebanon’ sembari menuduhnya ‘menjerumuskan negara pada kehancuran’.
Hezbollah dan sekutunya Partai Amal takkan menggelar unjuk rasa jalanan saat ini, katanya, tapi mengancam akan melakukannya di masa depan.
Sebelum perang dengan Israel pada Oktober-November, Hezbollah diyakini memiliki persenjataan lebih baik dibanding militer Lebanon.
Mereka lama berargumen perlu mempertahankan senjata untuk melindungi Lebanon dari serangan, tapi kritikus menuduhnya memanfaatkannya untuk pengaruh politik.
Pekan ini, Larijani, Kepala Dewan Keamanan Nasional Iran, berada di Beirut dan bertemu Qassem serta Presiden Joseph Aoun.
Iran menentang rencana pelucutan senjata pemerintah dan berjanji terus mendukung Hezbollah.
Aoun memberi tahu Larijani bahwa ia menolak campur tangan dalam urusan dalam negeri, menyebut pernyataan Iran soal rencana pelucutan Hezbollah sebagai ‘tidak konstruktif’.