Puluhan Orang Lagi Tewas Ketika Tentara Israel Kembali Menembaki Kerumunan di Pusat Distribusi Makanan Gaza
Lebih banyak korban jatuh setelah pasukan Israel kembali membuka tembakan terhadap warga yang berusaha mencapai pusat distribusi makanan di Gaza, yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Militer Israel belum memberikan komentar terkait penembakan pada Senin tersebut, seperti dilaporkan Al Jazeera dari sumber medis. Sebanyak 38 orang tewas, kebanyakan di wilayah Rafah selatan, menjadikannya hari paling mematikan sejak sistem bantuan baru diluncurkan bulan lalu.
Setelah serangkaian penembakan sebelumnya—yang hampir terjadi setiap hari sejak pusat bantuan dibuka tiga minggu lalu—militer menyatakan bahwa prajuritnya menembak peringatan terhadap apa yang mereka sebut sebagai "tersangka" yang mendekati posisi mereka, meski tidak disebutkan apakah tembakan itu mengenai siapa pun.
Warga Palestina menghadapi pilihan sulit: kelaparan atau mempertaruhkan nyawa demi melewati pasukan Israel untuk mencapai titik distribusi, yang dikelola oleh kontraktor swasta, Gaza Humanitarian Foundation (GHF).
Lebih dari 300 orang tewas dan 2.000 lainnya luka-luka saat berusaha mengambil bantuan dari lokasi GHF, yang mulai beroperasi akhir Mei.
Keputusasaan warga Palestina meningkat akibat kelaparan dan kekurangan makanan akibat blokade Israel. Sejumlah kecil bantuan baru diizinkan masuk sejak bulan lalu.
Israel dan AS menyatakan sistem GHF dimaksudkan untuk menggantikan operasi kemanusiaan PBB yang selama 20 bulan perang telah mendistribusikan bantuan ke seluruh Gaza.
Israel berargumen bahwa mekanisme baru diperlukan untuk mencegah Hamas mengalihkan bantuan.
Namun, agen-agen PBB dan organisasi bantuan besar membantah adanya pencurian bantuan secara masif oleh Hamas dan menolak sistem baru ini.
Mereka menyebut sistem ini tidak memenuhi kebutuhan penduduk dan mengubah makanan menjadi senjata untuk mencapai tujuan militer Israel, termasuk memindahkan lebih dari dua juta warga Palestina ke wilayah "steril" di Gaza selatan.
Dalam kesempatan di Komite Urusan Luar Negeri House of Commons Inggris, seorang perwakilan Dokter Lintas Batas (MSF) menyatakan klaim Israel soal pengalihan bantuan oleh Hamas sebagai "bohong dan sinis", serta bertujuan "merusak sistem kemanusiaan yang sebelumnya berfungsi".
"Ini bukan usaha kemanusiaan maupun sistem. Ini adalah kekacauan yang mematikan," ujar Anna Halford, koordinator lapangan MSF.
Para ahli memperingatkan bahwa operasi militer Israel dan pembatasan bantuan membuat Gaza berisiko mengalami kelaparan massal.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, perang Israel telah menewaskan sedikitnya 55.432 orang dan melukai 128.923 lainnya.
Sementara itu, sekitar 1.139 orang tewas dalam serangan 7 Oktober di Israel, dan lebih dari 200 lainnya diculik.