Harga Kopi Melemah Dipicu Prakiraan Hujan di Brasil

Kontrak kopi arabika Desember (KCZ25) pada hari Selasa ditutup melemah -5,95 (-1,56%), sementara kopi robusta ICE November (RMX25) turun -57 (-1,27%).

Harga kopi terkoreksi untuk hari kedua berturut-turut pada hari Selasa. Prakiraan hujan di wilayah penghasil kopi Brasil membebani harga setelah Climatempo melaporkan bahwa curah hujan diperkirakan akan menyebar dari São Paulo ke Minas Gerais minggu ini, dengan beberapa lokasi diperkirakan menerima lebih dari 30 mm hujan.

Harga kopi sebenarnya sudah berada dalam tekanan sejak Senin, ketika International Coffee Organization (ICO) melaporkan bahwa ekspor kopi global untuk tahun pemasaran berjalan (Okt-Agt) naik +0,2% y/y menjadi 127,92 juta karung.

Kopi robusta juga mengalami tekanan akibat peningkatan pasokan kopi dari Vietnam. Kantor Statistik Nasional Vietnam melaporkan pada Senin bahwa ekspor kopi Vietnam periode Jan-Sep 2025 naik +10,9% y/y menjadi 1,230 Juta Metrik Ton.

Pada Jumat lalu, harga kopi sempat meroket ke level tertinggi dalam 2 minggu karena kekhawatiran atas cuaca kering di Brasil selama fase pembungan kritis untuk tanaman kopi tahun 2026/27. Somar Meteorologia melaporkan pada Senin bahwa wilayah penanaman kopi arabika terbesar di Brasil, Minas Gerais, hanya menerima 0,9 mm hujan selama minggu yang berakhir pada 4 Oktober, atau hanya 3% dari rata-rata historis.

Tarif 50% yang dikenakan pada impor AS dari Brasil telah menyebabkan penurunan tajam dalam inventaris kopi ICE, suatu faktor yang mendorong kenaikan harga. Stok arabika yang dipantau ICE anjlok ke level terendah dalam 1,5 tahun menjadi 534.665 karung pada Selasa, dan stok kopi robusta ICE turun ke level terendah dalam 2,5 bulan menjadi 6.293 lot. Pembeli AS membatalkan kontrak baru untuk pembelian biji kopi Brasil karena tarif 50% tersebut, sehingga memperketat pasokan di AS, mengingat sekitar sepertiga kopi mentah Amerika berasal dari Brasil.

MEMBACA  Wajib Militer Perancis Kembali Tahun Depan dengan 3.000 Relawan

Harga kopi juga mendapatkan dukungan setelah National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada 16 September meningkatkan kemungkinan sistem cuaca La Niña di belahan bumi selatan pada periode Oktober hingga Desember menjadi 71%, yang dapat membawa cuaca sangat kering ke Brasil dan membahayakan tanaman kopi 2026/27. Brasil adalah produsen kopi arabika terbesar di dunia.

Harga kopi menemukan penopang setelah Conab, lembaga peramalan panen Brasil, pada 4 September memotong perkiraan tanaman kopi arabika Brasil 2025 sebesar -4,9% menjadi 35,2 juta karung dari perkiraan Mei sebesar 37,0 juta karung. Conab juga mengurangi perkiraan total produksi kopi Brasil 2025 sebesar 0,9% menjadi 55,2 juta karung, dari perkiraan Mei sebesar 55,7 juta karung.

Ekspor yang berkurang dari Brasil ikut menopang harga. Pada 12 Agustus, kelompok eksportir Brasil Cecafe melaporkan bahwa ekspor kopi Brasil pada Juli turun -28% menjadi 2,7 juta karung, dan pengiriman kopi selama Jan-Juli turun -21% menjadi 22,2 juta karung.

Panen kopi robusta yang melimpah di Vietnam merupakan faktor bearish bagi harga. Produksi kopi Vietnam 2025/26 diperkirakan naik +6% y/y menjadi 1,76 Juta Metrik Ton, atau 29,4 juta karung, tertinggi dalam 4 tahun. Vietnam adalh produsen kopi robusta terbesar di dunia.

Foreign Agriculture Service (FAS) USDA memproyeksikan pada 25 Juni bahwa produksi kopi dunia 2025/26 akan meningkat +2,5% y/y menjadi rekor 178,68 juta karung, dengan penurunan produksi arabika -1,7% menjadi 97,022 juta karung dan peningkatan produksi robusta +7,9% menjadi 81,658 juta karung. FAS memperkirakan produksi kopi Brasil 2025/26 akan naik +0,5% y/y menjadi 65 juta karung dan hasil kopi Vietnam 2025/26 akan meningkat 6,9% y/y menjadi tertinggi dalam 4 tahun yaitu 31 juta karung. FAS memproyeksikan stok akhir 2025/26 akan naik +4,9% menjadi 22,819 juta karung dari 21,752 juta karung pada 2024/25. Namun, Volcafe memproyeksikan defisit kopi arabika global 2025/26 sebesar -8,5 juta karung, lebih lebar dari defisit -5,5 juta karung untuk 2024/25 dan merupakan tahun kelima defisit berturut-turut.

MEMBACA  Klip Tidak Terkait yang Keliru Diklaim sebagai Dampak Topan Ragasa di Tiongkok

Pada tanggal publikasi, Rich Asplund tidak memiliki (baik secara langsung maupun tidak langsung) posisi dalam sekuritas mana pun yang disebutkan dalam artikel ini. Semua informasi dan data dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasional. Artikel ini pertama kali diterbitkan di Barchart.com