Hamas Siap Izinkan ICRC Kirim Makanan untuk Sandera Israel di Gaza | Berita Konflik Israel-Palestina

Hamas Buka Peluang untuk Palang Merah Antar Bantuan ke Sandera Israel di Gaza

Hamas menyatakan kesediaannya untuk memfasilitasi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dalam mengirimkan bantuan kepada sandera Israel di Gaza. Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim telah meminta organisasi berbasis di Jenewa tersebut untuk turun tangan.

Pernyataan dari Hamas dan Netanyahu ini disampaikan setelah kelompok Palestina pekan lalu merilis video yang memperlihatkan dua sandera Israel yang kurus kering di Gaza, di mana sekitar 2 juta warga Palestina berjuang menghadapi krisis kelaparan akibat blokade Israel.

Netanyahu mengaku telah berbicara dengan Julian Larson, kepala delegasi ICRC untuk Israel, dan meminta organisasi tersebut segera terlibat dalam menyediakan makanan serta perawatan medis bagi sandera yang masih ditahan di Gaza. Dalam unggahan berbahasa Ibrani di X, Netanyahu menuduh Hamas menyebarkan "kebohongan tentang kelaparan" di Gaza, tetapi justru "kelaparan sistematis dialami oleh sandera kami."

Menanggapi hal itu, juru bicara Brigade Qassam, sayap militer Hamas yang dikenal sebagai Abu Obeida, menegaskan bahwa sandera Israel di Gaza "makan apa yang dimakan pejuang dan rakyat kami." Ia menambahkan, "Mereka tidak akan mendapat hak istimewa di tengah kejahatan kelaparan dan pengepungan." Namun, Hamas bersedia bekerja sama jika Palang Merah ingin mengirim makanan dan obat-obatan untuk tahanan musuh.

Abu Obeida menekankan bahwa permintaan bantuan untuk sandera hanya bisa dipenuhi jika "koridor humaniter dibuka secara normal dan permanen untuk distribusi makanan dan obat-obatan ke seluruh wilayah Gaza." Ia juga meminta Israel menghentikan serangan selama paket bantuan diterima.

ICRC dalam pernyataannya mengaku "terkejut melihat video menyedihkan" tentang kondisi sandera di Gaza dan kembali menyerukan akses untuk menjenguk mereka. "Video ini bukti nyata betapa mengancam nyawa kondisi penahanan mereka," tulis ICRC di X. Mereka juga menyoroti penderitaan keluarga yang melihat kondisi menyedihkan orang-orang tercinta.

MEMBACA  Diharapkan, namun menegangkan. Bagaimana Iran bereaksi terhadap serangan Israel | Berita Konflik Israel-Palestina

Di situs resminya, ICRC menyatakan bahwa akses bantuan memerlukan kerja sama semua pihak. Organisasi ini juga mengungkapkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, mereka tidak diizinkan mengunjungi tahanan Palestina di penjara Israel.

Dalam pernyataan terpisah, ICRC mengutuk keras tewasnya staf Palang Merah Palestina (PRCS) di gedung yang jelas bertanda PRCS di Khan Younis, Gaza selatan. PRCS menuding serangan tersebut dilakukan oleh pasukan Israel, meski ICRC tidak menyebut pelakunya.

Satu Juta Perempuan dan Anak Perempuan Kelaparan

Sementara itu, keluarga sandera Israel di Gaza menuding sikap keras Netanyahu yang bersikeras pada "solusi militer" justru membahayakan nyawa anak-anak mereka. "Selama 22 bulan, publik dibohongi dengan ilusi bahwa tekanan militer akan membebaskan sandera. Kini, bahkan sebelum ada draf kesepakatan, dikatakan bahwa perundingan sia-sia," tulis mereka.

Diperkirakan sekitar 50 sandera masih ada di Gaza, dengan kurang dari separuhnya yang mungkin masih hidup.

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa Israel hanya mengizinkan 36 truk bantuan masuk pada Sabtu, sementara 22.000 truk lainnya masih menunggu di perbatasan. PBB di Jenewa memperingatkan bahwa satu juta perempuan dan anak perempuan di Gaza kini kelaparan. "Situasi mengerikan ini harus diakhiri," tegas PBB di X.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat setidaknya 175 orang, termasuk 93 anak, telah meninggal akibat kelaparan paksa. Salah satunya adalah Atef Abu Khater (17), yang bobotnya hanya 25 kg sebelum meninggal pada Sabtu.