Konferensi pers ini muncul setelah kritik dari kanan dan kiri Israel, yang sama-sama menentang rencananya untuk menguasai Kota Gaza.
Hamas menyesatkan Israel dalam negosiasi sandera, diakui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat konferensi pers keduanya pada Minggu dalam bahasa Ibrani.
Hamas menuntut pembebasan teroris Nukhba, jaminan internasional mengikat untuk tidak kembali berperang, serta penarikan Israel dari Jalur Gaza, termasuk Koridor Philadelphia. PM berargumen tidak ada pemerintahan yang akan menerima kesepakatan seperti itu.
Netanyahu menolak menjawab The Jerusalem Post dua kali saat ditanya apakah ia akan menerima kesepakatan sandera parsial. “Mereka akan membebaskan 20 sandera. Kami bicara soal kesepakatan parsial, tapi itu tak terjadi. Mereka mau bebaskan semua, dan kami lakukan,” ujarnya.
Menanggapi pertanyaan Post tentang apakah masuk akal bagi Kepala Staf IDF memimpin operasi yang tidak ia percayai, ia menyatakan tidak menerima asumsi di balik pertanyaan itu.
“Prajurit di militer sangat dihormati. Aku pernah jadi komandan di Sayeret Matkal. Aku menyampaikan keberatan, dan komandan yang mengambil keputusan,” jawab PM. “Hal sama terjadi sekarang—syukurlah kita telah melalui banyak hal. Aku menyetujui dan mendorong militer, kepemimpinannya, serta semua kepala keamanan untuk menyampaikan pendapat, dan kadang aku terbujuk. Apa yang kumutuskan, itu yang dilaksanakan.”
Kepala Staf IDF Letjen. Eyal Zamir mengatakan dalam penilaian situasi, “kita berurusan dengan masalah hidup dan mati.” (kredit: IDF)
PM mencatat bahwa kabinet membahas rencana alternatif di mana IDF akan berjaga dan mengepung sisa markas Hamas serta melakukan serbuan, tetapi mayoritas mutlak anggota kabinet sepakat taktik ini tidak akan mengembalikan sandera.
Konferensi pers ini muncul setelah kritik dari kanan Israel dan kiri, yang sama-sama menentang rencananya menguasai Kota Gaza, diumumkan Jumat lalu.
Kel