Kelompok Palestina menyatakan tidak ada satupun pejuang yang tewas dalam serangan *double-tap* militer Israel terhadap Rumah Sakit Nasser.
Hamas menyampaikan bahwa tidak satu pun dari 21 orang yang gugur dalam serangan Israel tersebut merupakan anggota gerakan Palestina. Pernyataan ini disampaikan menanggapi klaim militer Israel yang mengaku menargetkan kamera pengintai Hamas dan membunuh enam pejuang dalam serangannya di fasilitas medis itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh *agency* berita Reuters pada Rabu, Hamas membantah keterangan pemerintah Israel yang mengklaim dapat menyebutkan nama enam pejuang yang tewas dalam serangan itu—serangan yang telah menuai kecaman global karena menyasar jurnalis, tenaga medis, pekerja penyelamat, dan warga sipil.
Hamas mengatakan setidaknya dua dari enam nama warga Palestina yang disebutkan oleh militer Israel tidak tewas dalam serangan ganda yang mengerikan di rumah sakit tersebut, melainkan di waktu dan lokasi yang lain, termasuk satu orang yang gugur di al-Mawasi, yang jaraknya cukup jauh dari rumah sakit di Khan Younis.
Sebelumnya, militer Israel mengklaim bahwa “penyelidikan awal” mereka terhadap serangan sendiri di rumah sakit Gaza selatan tersebut menunjukkan bahwa sasaran adalah sebuah kamera yang dipasang di area tersebut dan digunakan oleh Hamas untuk memantau pergerakan pasukan Israel.
“Sehubungan dengan itu, pasukan bertindak untuk menghancurkan kamera tersebut,” ujar tentara Israel.
Pada saat serangan Israel pertama terjadi pada Senin, siaran video langsung *agency* berita Reuters, yang dioperasikan oleh kamerawan Hussam al-Masri, tiba-tiba terputus. Al-Masri gugur dalam serangan itu.
Beberapa menit kemudian, serangan kedua terekam secara langsung saat serangan itu menewaskan pekerja penyelamat dan empat jurnalis lagi yang berlari ke lokasi untuk menolong korban serangan Israel pertama.
Keempat jurnalis lainnya yang gugur dalam serangan tersebut adalah Ahmed Abu Aziz, Mariam Abu Daqqa, Mohammad Salama, dan Moaz Abu Taha.
Serangan tersebut merupakan serangan *double-tap*, di mana pasukan Israel membombardir fasilitas tersebut, lalu menunggu responden darurat dan jurnalis tiba di lokasi, sebelum membomnya untuk kedua kalinya guna memaksimalkan jumlah korban jiwa.
Israel secara rutin membenarkan serangan mematikannya terhadap warga sipil di seantero Gaza dengan dalih menargetkan Hamas.
Kelompok-kelompok HAM telah menuduh militer Israel melakukan kejahatan perang dalam pemboman membabibuta mereka terhadap Gaza, dengan sebuah laporan terkini yang menyimpulkan bahwa 83 persen dari semua orang yang tewas sejak Israel memulai perang di *enclave* tersebut adalah warga sipil.