Hamas Bantah Klaim AS Soal Pelanggaran Gencatan Senjata Gaza Sebagai ‘Propaganda Israel’

Hamas telah menolak pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang mengutip “laporan terpercaya” yang mengindikasikan kelompok Palestina tersebut akan segera melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu, Hamas menyatakan bahwa tuduhan AS tersebut keliru dan “sangat sejalan dengan propaganda Israel yang menyesatkan serta memberikan tameng untuk kelanjutan kejahatan okupasi dan agresi terorganisir terhadap rakyat kami”.

Kisah-kisah Rekomendasi

list of 3 items
end of list

Kementerian Luar Negeri AS sebelumnya mengklaim bahwa Hamas merencanakan sebuah serangan terhadap warga sipil di Gaza “yang merupakan pelanggaran berat terhadap gencatan senjata” dan menyeru para mediator untuk menuntut kelompok tersebut memenuhi kewajibannya di bawah perjanjian damai yang didukung AS.

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam, Kementerian Luar Negeri AS menyatakan telah memperoleh “laporan kredibel yang mengindikasikan sebuah pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas terhadap rakyat Gaza yang akan segera terjadi”.

“Seandainya Hamas melanjutkan serangan ini, langkah-langkah akan diambil untuk melindungi rakyat Gaza dan menjaga integritas gencatan senjata,” bunyi pernyataan itu, tanpa memberikan rincian spesifik mengenai serangan yang direncanakan.

Amerika Serikat telah menginformasikan kepada negara-negara penjamin perjanjian damai Gaza tentang laporan kredibel yang mengindikasikan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas terhadap rakyat Gaza yang akan segera terjadi.

Serangan yang direncanakan terhadap warga sipil Palestina ini akan menjadi sebuah pelanggaran langsung dan berat…

— Department of State (@StateDept) 18 Oktober 2025

Hamas menyerukan kepada AS untuk “berhenti mengulangi narasi [Israel] yang menyesatkan dan fokus pada membatasi pelanggaran-pelanggaran berulangnya terhadap perjanjian gencatan senjata”.

“Fakta di lapangan justru menunjukkan hal sebaliknya, di mana otoritas okupasilah yang membentuk, mempersenjatai, dan mendanai gerombolan kriminal yang melakukan pembunuhan, penculikan, pencurian truk bantuan, serta penyerangan terhadap warga sipil Palestina. Mereka secara terbuka mengakui kejahatan mereka melalui media dan klip video, mengonfirmasi keterlibatan okupasi dalam menyebarkan kekacauan dan mengganggu keamanan,” ungkap pernyataan tersebut.

MEMBACA  Tuntutan Blake Lively terhadap Justin Baldoni membawa sorotan pada taktik 'jahat' Hollywood

Hamas menyatakan bahwa kekuatan polisinya di Gaza, “didukung dukungan populer dan komunitas yang luas, sedang memenuhi tugas nasionalnya dalam memburu gerombolan-gerombolan ini dan meminta pertanggungjawaban mereka sesuai mekanisme hukum yang jelas, untuk melindungi warga dan melestarikan properti publik dan privat”.

‘Upaya menghasut konflik sipil’

Ahli Palestina dan analis Timur Tengah Mouin Rabbani menggambarkan peringatan dari Kementerian Luar Negeri AS itu sebagai sesuatu yang sulit dicerna akal.

“Saya rasa ini benar-benar sebuah upaya untuk menghasut konflik sipil di dalam Jalur Gaza … untuk mencapai apa yang sejauh ini gagal dicapai oleh Israel,” kata Rabbani.

Analis Belanda-Palestina itu menunjukan bahwa Israel telah berusaha untuk “mengobrak-abrik” Gaza dengan bergabung dengan “gerombolan bersenjata dan milisi kolaborator” yang bertindak sebagai proxy Israel di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut.

“Mengatakan bahwa ini adalah cara Amerika Serikat membela mereka yang genosidanya telah didukungnya tanpa syarat selama dua tahun penuh sungguh sulit dicerna akal dan melampaui imajinasi,” ujar Rabbani.

Hamas dan Israel saling tuduh mengenai pelanggaran terhadap gencatan senjata yang dimediasi AS sejak itu mulai berlaku pekan lalu, mengancam kesuksesan kesepakatan yang berusia seminggu tersebut.

Gershon Baskin, seorang analis Amerika-Israel, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sepanjang sejarah perjanjian antara Palestina dan Israel, semuanya telah “dilanggar” dengan satu dan lain cara.

“Jika AS serius menginginkan ini berhasil, mereka harus terlibat setiap harinya dan beberapa kali dalam sehari” untuk memastikan langkah-langkah yang disepakati dilaksanakan di lapangan, ucapnya.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan pada Sabtu bahwa mereka telah menghitung hampir 50 pelanggaran Israel terhadap perjanjian damai, yang mengakibatkan 38