Gumpalan besar abu, gas, dan bebatuan menyembur keluar pada Senin dari Gunung Etna di Italia, sementara otoritas memperingatkan agar masyarakat menjauhi gunung berapi aktif terbesar di Eropa ini.
Gunung Etna di Sisilia memang telah aktif belakangan ini, tapi letusan pada Senin adalah yang paling dramatis, dengan para ahli memperingatkan bahwa aktivitas serupa bisa berlanjut selama berminggu-minggu.
Gambar memperlihatkan awan abu kelabu tebal membubung dari gunung berapi di pulau Sisilia, dimulai pukul 11.24 waktu setempat (0924 GMT), menurut Lembaga Geofisika dan Vulkanologi Nasional (INGV).
Kamera pengawas menunjukkan “aliran piroklastik yang mungkin dihasilkan dari runtuhnya material di sisi utara Kawah Tenggara,” kata lembaga tersebut.
Aliran piroklastik—yang sangat berbahaya—terjadi ketika batuan vulkanik, abu, dan gas panas meluncur deras dari gunung berapi.
Aktivitas eksplosif “telah berubah menjadi pancaran lava,” ujar INGV, menggambarkan semburan lava yang menyembur ke udara.
Menjelang sore, gumpalan abu mulai menyebar.
Peringatan merah awal yang dikeluarkan INGV untuk otoritas penerbangan—yang memperkirakan ketinggian awan vulkanik mencapai 6,5 kilometer (lebih dari empat mil)—diturunkan menjadi oranye, lalu kuning.
Bandara Catania di dekat Sisilia tetap buka pada Senin.
Saat tengah sore, INGV menyatakan letusan telah berhenti, dengan “tidak ada awan abu yang dihasilkan.”
Presiden wilayah Sisilia, Renato Schifani, mengatakan para ahli telah meyakinkannya bahwa “tidak ada bahaya bagi penduduk,” karena aliran tidak melewati Lembah Singa, area yang sering dikunjungi turis.
Video yang diunggah di media sosial tampak menunjukkan turis bergegas turun dari sisi gunung berapi, beberapa mengambil foto, tapi AFP tidak dapat memastikan keasliannya.
“Runtuhnya sebagian Kawah Tenggara, yang menghasilkan awan letusan mengesankan setinggi beberapa kilometer dan aliran piroklastik, adalah fenomena yang kami pantau dengan sangat hati-hati,” kata Schifani.
Kepala unit perlindungan sipil regional, Salvo Cocina, menyarankan agar turis menghindari area tersebut.
– Aktivitas Berkepanjangan –
Intensitas gunung berapi yang terlihat pada Senin “adalah salah satu tanda dinamika terus-menerus Etna,” kata Presiden Asosiasi Vulkanologi Italia, Marco Viccaro, kepada harian Corriere della Sera.
“Puncak aktivitas yang dimulai tadi malam dan terus meningkat intensitasnya, termasuk dalam dinamika gunung berapi dengan aktivitas berkepanjangan,” ujarnya, menekankan bahwa Etna telah aktif selama “beberapa pekan.”
Fase ini ditandai dengan “episode berdurasi pendek, dengan energi intens” tapi lebih ringan dibanding yang terlihat antara 2020 dan 2022, katanya.
“Ini adalah aktivitas strombolian yang relatif ringan di awal, lalu meningkat pesat hingga menghasilkan ledakan dengan frekuensi cukup energetik,” tambahnya.
Gunung berapi ini berada dalam “fase pengisian ulang” di mana magma, yang biasanya jauh lebih dalam di bumi, kini lebih dekat ke permukaan.
Seberapa banyak magma yang naik akan menentukan berapa lama aktivitas ini berlanjut, kata Viccaro.
“Perkembangannya tergantung volume magma yang telah memasuki bagian atas sistem pasokan,” jelasnya.
Aktivitas ini, tambahnya, “bisa berlangsung selama berminggu-minggu, jika bukan berbulan-bulan, dengan episode serupa seperti yang telah kita saksikan.”
ams/djt