Giora Epstein, Pilot Tempur Tersukses dan Tergaris IAF, Meninggal pada Usia 87 Tahun

Epstein, Sang Legenda Pilot Tempur Israel

Epstein juga merupakan orang yang mengaktifkan sirine di seluruh Israel pada Hari Yom Kippur 1973, saat Angkatan Udara Israel (IAF) mendeteksi lepas landas pesawat dari pangkalan udara Suriah dan Mesir.

Giora Epstein tak pernah menyerah pada mimpinya menjadi pilot tempur. Dengan 17 pesawat musuh ditembak jatuh, ia menjadi jagoan terbaik IAF. Sebanyak 16 pesawat MiG dan Sukhoi berhasil dijatuhkannya, menjadikannya juara dunia dalam pertempuran udara menggunakan jet. Ia wafat pada Sabtu lalu di usia 87 tahun.

Lahir tahun 1938 di Kibbutz Negba dari pasangan imigran Polandia, Hillel dan Chaya, Epstein sejak kecil bercita-cita jadi pilot. Meski demikian, IAF awalnya menolaknya masuk pelatihan penerbang. Tak patah arang, ia mencari tahu penyebab penolakan tersebut—sebuah masalah medis. Di usia 25, setelah perjuangan panjang, ia akhirnya diterima di sekolah penerbang.

Setelah lulus, ia sempat ditugaskan menerbangkan helikopter. Tak puas, ia nekat menghadap langsung Panglima AU Ezer Weizman. Weizman akhirnya menyetujui permintaannya, “Lapor ke Skuadron 113 dan mulai latihan tempur sebagai pilot pesawat tempur.”

Ketekunannya terbayar. Epstein segera menjadi salah satu pilot terbaik IAF. Dalam Perang Enam Hari, ia menjatuhkan Mirage pertamanya. Di Perang Atrisi, empat pesawat musuh lagi tumbang. Saat Perang Yom Kippur, ia tergabung di Skuadron Nesher—versi Israel dari Mirage 5—dan menambah 12 pesawat musuh serta satu helikopter ke daftar jebolannya.

Salah satu momen paling heroiknya terjadi saat ia sendirian berhadapan dengan 20 pesawat Mesir. Epstein berhasil menjatuhkan empat sebelum terpaksa kembali ke pangkalan karena kehabisan bahan bakar. Ia dikenal karena penglihatan tajamnya yang memungkinkannya mendeteksi musuh lebih dulu, serta postur tubuhnya yang lebih pendek, membantunya tahan terhadap tekanan G-force saat terbang.

MEMBACA  Hantu Tsunami: Jiwa-Jiwa yang Hilang di Kamaishi | Dokumenter

Pria yang Membunyikan Peringatan Yom Kippur

Epstein juga memainkan peran krusial jelang Perang Yom Kippur. Pada pukul 14:00 tanggal 6 Oktober 1973, dialah yang memicu sirine peringatan di seluruh Israel, menandai pecahnya perang.

Ini terjadi setelah AU mendeteksi lepas landas mendadak pesawat Suriah dan Mesir. Tindakan Epstein saat itu menjadi bagian dari serangkaian momen kritis yang membantu Israel bersiap menghadapi konflik.

Sebagian besar kemenangannya diraih sebagai pilot Skuadron 101. Usai perang, pada 1974, ia ditunjuk memimpin Skuadron 117. Ia pensiun dari dinas aktif tahun 1977, tetapi tetap berkecimpung di dunia penerbangan dengan bergabung di El Al hingga 2003. Di usia 50 (1988), ia mendapat izin khusus beralih ke F-16 dan tetap menjadi pilot tempur hingga 1998. Total, Epstein menerbangkan sekitar 9.000 misi dengan 5.000 jam terbang di pesawat tempur.

Tahun 2018, Kepala Staf IDF Gadi Eisenkot secara pribadi menganugerahinya pangkat Brigadir Jenderal. Di tahun-tahun terakhirnya, ia aktif dalam gerakan protes para pilot.

Epstein tinggal di Ramat Hasharon bersama istrinya, Sara, yang dikenalnya saat ia bekerja sebagai petugas operasi. Pasangan ini dikaruniai tiga anak.