Rusia telah meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Ukraina barat semalam dalam salah satu pemboman terberat dalam beberapa pekan terakhir, demikian disampaikan oleh pejabat Ukraina.
Serangan dilaporkan terjadi di Zaporizhzhia, Dnipropetrovsk, dan Lviv, di mana satu orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha menyatakan serangan ini menegaskan kembali alasan mengapa upaya diplomatik untuk mengakhiri perang dan pertahanan udara yang lebih kuat merupakan hal yang “krusial”.
Hal ini terjadi bersamaan dengan usulan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar Swiss, Austria, atau Turki menjadi tempat yang memungkinkan bagi perundingan perdamaian dengan rekannya dari Rusia, Vladimir Putin.
Prospek pertemuan trilateral yang dimediasi AS muncul setelah Presiden AS Donald Trump bertemu Putin di Alaska, sebelum menjamu Zelensky dan para pemimpin Eropa lainnya di Gedung Putih.
Zelensky telah menyatakan kesediaanya untuk bertemu Putin dalam “format apa pun”.
Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menawarkan Budapest sebagai calon tempat untuk pertemuan puncak tersebut pada Kamis.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban telah memelihara hubungan erat dengan Moskow dan kerap menghambat upaya Uni Eropa untuk mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia di masa lalu—sehingga mungkin tidak dipandang semua pihak sebagai tuan rumah yang netral.
Dalam keterangan kepada wartawan pada Kamis pagi, Zelensky tidak membahas tawaran Hungaria—tetapi mengatakan ia telah meminta Trump untuk menekan Hungaria agar membuka kembali negosiasi bagi keanggotaan Ukraina di Uni Eropa.
“Trump berjanji bahwa timnya akan mengerjakan ini,” ujarnya.
Pemimpin Ukraina itu juga menyatakan bahwa pasukan Rusia sedang berkumpul di garis depan selatan di wilayah Zaporizhzhia—salah satu dari empat wilayah Ukraina yang kini diklaim Rusia sebagai miliknya.
“Kami dapat melihat bahwa mereka terus memindahkan sebagian pasukannya dari arah Kursk ke Zaporizhzhia.”
Angkatan udara Ukraina mencatat ada 614 kendaraan udara dalam serangan Rusia semalam, 577 di antaranya diklaim berhasil ditangkis.
Menteri Luar Negeri Sybiha menyebutkan bahwa ini merupakan campuran dari drone, rudal hipersonik, balistik, dan jelajah.
“Salah satu rudal menghantam pabrik besar produsen elektronik Amerika di wilayah paling barat kami, yang mengakibatkan kerusakan parah dan korban jiwa,” tulisnya dalam media sosial pada hari Kamis.