Fakta Terkini: Penembakan dan Pembakaran Gereja di Michigan

Madeline Halpert dan

Joshua Cheetham

Getty Images

Pejabat menyatakan tersangka menggunakan bensin atau bahan percepat untuk membakar gereja.

Serangan Mematikan di Gereja Michigan

Penyelidik tengah mencari motif setelah seorang penembak membuka api di sebuah gereja Mormon di negara bagian Michigan dan membakar gedung tersebut, yang menewaskan empat orang.

Menurut pejabat, serangan terhadap Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Grand Blanc—sebuah kota yang terletak 60 mil (100 km) di barat laut Detroit—terjadi selama kebaktian Minggu yang dihadiri ratusan jemaat.

Polisi telah mengidentifikasi tersangkanya, Thomas Jacob Sanford (40), asal Burton, Michigan, yang tewas ditembak polisi tak lama setelah penembakan terjadi.

Dalam konferensi pers pada Senin, pejabat menyebut insiden ini sebagai “aksi kekerasan yang menarget”, namun mengaku belum dapat memastikan motif Sanford.

Kronologi Serangan

Pejabat belum merilis nama keempat korban tewas dalam penembakan ini, maupun delapan orang lain yang luka-luka, termasuk satu yang kondisinya kritis.

Gubernur Michigan Gretchen Whitmer mendesak warga untuk tidak berspekulasi mengenai motif sementara penyelidikan masih berlangsung.

“Spekulasi tidak membantu dan bahkan bisa berbahaya, jadi saya mohon agar masyarakat meredakan retorika,” ujarnya.

Penembakan bermula sekitar pukul 10:30 waktu setempat (EST) pada hari Minggu, ketika seorang pria menabrakan kendaraannya ke gedung gereja lalu mulai melepaskan tembakan ke arah jemaat.

Seorang saksi mata kepada CBS News menceritakan bahwa ia dan lainnya keluar gereja setelah mendengar suara tabrakan keras, sebelum melihat tersangka mulai menembakkan senjata ke arah bangunan.

“Sungguh di luar dugaan,” kata Paul Kirby, seorang jemaat. “Begitu saya melihat senjata api dan mendengar dia mulai menembak, rasa takut langsung menyergap.”

MEMBACA  Danau Kenya Meluap, Ribuan Warga Mengungsi: Rumah dan Sekolah Rusak

Tak lama setelahnya, pelaku membakar gereja menggunakan bensin atau bahan percepat lainnya, menurut pejabat. Mereka juga menemukan perangkat peledak rakitan tersangka, ungkap James Deir, agen Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak.

Kurang dari 10 menit setelah penembakan, pelaku tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Penyelidik pada Senin mengonfirmasi telah memeriksa lebih dari 100 korban dan saksi sebagai bagian dari penyelidikan, serta menghabiskan semalaman untuk memproses TKP.

Profil Tersangka

Meski pejabat belum memberi keterangan soal motif, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan kepada Fox News bahwa Sanford adalah “individu yang membenci penganut keyakinan Mormon.”

Pejabat menyebut tersangka adalah mantan Marinir yang pernah ditugaskan di Irak.

Sanford pernah mengatakan kepada media lokal Clarkston News bahwa ia seorang sersan di Korps Marinir dan ditugaskan ke Fallujah, Irak, pada 2007.

“Saya antusias berangkat,” katanya waktu itu. “Banyak perubahan yang kita bawa di Timur Tengah, kita membuat kemajuan.”

Sanford memiliki catatan penangkapan sebelumnya terkait perampokan dan mengemudi di bawah pengaruh alkohol.

Informasi tentang keyakinan politik tersangka terbatas, namun profil Facebooknya menampilkan foto dirinya pada 2019 mengenakan kaos yang sepertinya mendukung pemilihan ulang Donald Trump pada 2020.

Sebuah gambar Google Street View dari properti yang dikaitkan dengan Sanford juga tampak menunjukkan plang dukungan untuk Trump di depan rumahnya.

Berdasarkan unggahan keluarganya dan halaman penggalangan dana, Sanford rupanya adalah ayah dari seorang putra dengan masalah kesehatan serius.

Sanford berasal dari suburban Flint yang berpenduduk sekitar 30.000 jiwa, hanya beberapa mil dari Grand Blanc Township.