Pengadilan terorisme di Prancis telah memerintahkan enam tersangka militan Palestina untuk diadili atas serangan 43 tahun lalu di sebuah restoran dan toko daging Yahudi di Paris yang menewaskan enam orang, kata seorang pengacara pada Kamis.
Para penyerang melempar granat lalu menembaki dengan senapan mesin ke restoran Jo Goldenberg pada 9 Agustus 1982, dalam serangan antisemit terparah di Prancis sejak Perang Dunia II yang juga melukai 22 orang. Dua di antara korban tewas adalah warga Amerika.
Meski empat tersangka masih berada di luar negeri dan kemungkinan akan diadili in absentia, hakim penyidik telah mengeluarkan perintah untuk pengadilan yang bisa dimulai awal tahun depan, kata David Père, yang mewakili korban. Pengadilan di Paris tidak memublikasikan perintahnya secara terbuka dan umumnya tidak menanggapi wartawan.
Para tersangka diduga merupakan anggota kelompok militan Palestina Abu Nidal pada saat serangan terjadi.
Dalang yang diduga, Mohamed Souhair al-Abassi, alias Amjad Atta, berada di Yordania di mana otoritas setempat menolak mengekstradisinya. Tiga tersangka lain diduga berada di wilayah Palestina atau Yordania: Mahmoud Khader Abed Adra, alias Hicham Harb; Nabil Hassan Mahmoud Othmane, alias Ibrahim Hamza, dan Nizar Tawfiq Moussa Hamada, alias Hani.
Salah satu terdakwa, Walid Abdulrahman Abu Zayed, telah beremigrasi ke Norwegia bersama keluarganya dan diekstradisi ke Prancis pada 2020. Terdakwa keenam, Hazza Taha, baru-baru ini ditahan di Paris.
Père, yang mewakili puluhan keluarga korban dan satu penyintas langsung, menyatakan pengadilan ini “bersejarah” bagi mereka. “Bagi mereka, ini bukan tentang masa lalu tapi masa kini. Ini pengadilan yang ingin mereka ikuti hari demi hari,” kata Père kepada The Associated Press.
Satu-satunya penyintas yang diwakili Père tidak terluka dalam serangan tapi masih trauma. “Dia ingin melihat para tersangka dan mencoba memahami,” ujar Père.
Jo Goldenberg, pemilik restoran dan toko daging Yahudi itu, mengisahkan horor serangan saat makan siang dalam wawancara tahun 2002.
“Mereka menembaki semua orang yang sedang makan siang—semua orang,” kata Goldenberg kala itu. Tempat tersebut, yang kini sudah tutup, dulunya menjadi daya tarik wisata utama di kawasan Marais.
Otoritas Prancis mengumumkan pada 2015—hampir 33 tahun setelah serangan—bahwa surat penangkapan internasional telah dikeluarkan untuk para tersangka.
Faksi Abu Nidal, dinamai sesuai pemimpinnya, dituding bertanggung jawab atas hampir dua lusin serangan yang menewaskan setidaknya 275 orang, termasuk serangan di konter tiket El Al Israel Airlines di bandara Roma dan Wina pada 1985 yang menewaskan 18 orang.
Abu Nidal sendiri yang terkenal kejam ditemukan tewas di apartemennya di Baghdad pada Agustus 2002. Otoritas Irak menyatakan Abu Nidal, bernama asli Sabri al-Banna, meninggal karena bunuh diri.