Empat jurnalis Al Jazeera tewas dalam serangan Israel di dekat Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, menurut stasiun berita tersebut.
Koresponden Anas al-Sharif dan Mohammed Qreiqeh serta juru kamera Ibrahim Zaher dan Mohammed Noufal berada di tenda untuk jurnalis di pintu utama rumah sakit saat diserang, dilaporkan Al Jazeera.
Dua minggu lalu, jaringan ini mengecam Pasukan Pertahanan Israel (IDF) atas apa yang mereka sebut “kampanye penghasutan” terhadap para wartawan mereka di Gaza, termasuk al-Sharif.
Tak lama setelah serangan, IDF mengonfirmaasi bahwa mereka menyerang Anas al-Sharif, dengan menyatakan di Telegram bahwa ia “bertindak sebagai kepala sel teroris di Hamas”.
IDF tidak menyebutkan jurnalis lain yang tewas. BBC telah menghubungi Al Jazeera untuk meminta komentar.
Al-Sharif, 28 tahun, terlihat masih memposting di X sesaat sebelum kematiannya, memperingatkan serangan udara Israel yang intens di Kota Gaza.
Sebuah unggahan yang muncul setelah ia dilaporkan meninggal tampaknya telah ditulis sebelumnya dan dipublikasikan oleh seorang teman.
Dalam dua video grafis dampak serangan yang telah dikonfirmasi BBC Verify, terlihat pria membawa jenazah korban. Beberapa meneriakkan nama Mohammed Qreiqeh, dan seorang pria mengenakan rompi pers mengidentifikasi salah satu jenazah sebagai Anas Al-Sharif.
Pada Juli lalu, Jaringan Media Al Jazeera menerbitkan pernyataan mengecam “upaya tanpa henti” IDF dalam “kampanye penghasutan yang menargetkan koresponden dan jurnalis Al Jazeera di Jalur Gaza”.
“Jaringan ini menganggap penghasutan tersebut sebagai upaya berbahaya untuk membenarkan target terhadap wartawannya di lapangan,” tambah mereka.
Pernyataan IDF menuduh al-Sharif berpura-pura sebagai jurnalis dan “bertanggung jawab atas serangan roket terhadap warga sipil dan pasukan IDF”.
Mereka menyatakan sebelumnya telah “mengungkap intelijen” yang mengonfirmasi afiliasi militernya, termasuk “daftar pelatihan teroris”.
“Sebelum serangan, langkah-langkah diambil untuk mengurangi korban sipil, termasuk penggunaan amunisi presisi, pengintaian udara, dan intelijen tambahan,” tambah pernyataan itu.
Menurut Committee to Protect Journalists, 186 jurnalis tewas sejak dimulainya serangan militer Israel di Gaza pada Oktober 2023.
Laporan tambahan oleh Shayan Sardarizadeh, BBC Verify