Pengusaha miliarder Elon Musk buat pertama kalinya angkat bicara secara publik pasca disahkannya undang-undang anggaran andalan Presiden Donald Trump, yang dikenal sebagai “One Big Beautiful Bill“.
Pada Jumat, Musk lewat platform media sosial X-nya kembali mengusung gagasan tentang partai ketiga untuk menyaingi dua partai besar—Demokrat dan Republik—dalam kancah politik AS.
“Hari Kemerdekaan adalah momen tepat utk bertanya: apa kalian ingin merdeka dari sistem dua partai (ada yg bilang ‘unipartai’)! Haruskah kita bikin Partai Amerika?” tanya Musk ke pengikutnya, lengkap dengan polling interaktif.
Musk berpendapat bahwa kedua partai besar sudah tak mewakili apa yg ia sebut “80% di tengah”—angka yg menurutnya mencerminkan kaum moderat dan independen yg tidak condong ke ujung spektrum politik mana pun.
Keinginannya membuat partai baru muncul setelah konflik publik dengan Trump terkait “One Big Beautiful Bill”, UU besar yg lolos di kedua kamar Kongres pada Kamis.
Di hari yg sama, Musk kembali menyiratkan penolakannya terhadap UU tersebut. Ia membagikan kritik Senator Rand Paul bahwa UU ini “meledakkan defisit dalam jangka pendek”, lalu menimpali dengan repost dan emoji “100” sebagai tanda setuju penuh.
“One Big Beautiful Bill” sudah jadi prioritas kebijakan Trump bahkan sebelum ia menjabat untuk periode kedua pada 20 Januari.
Tujuannya adalah menggabungkan beberapa pilar utama agendanya dalam satu UU, sehingga tak perlu mengajukan banyak persetujuan terpisah ke Kongres.
Tapi UU ini menuai kontroversi, bahkan di kalangan Republik. Salah satunya karena mempermanenkan pemotongan pajak 2017 era Trump pertama yg dikritik cuma menguntungkan orang kaya, bukan pekerja berpenghasilan rendah-menengah.
Berdasarkan analisis nonpartisan Congressional Budget Office, UU ini menaikkan batas utang $5 triliun dan diprediksi tambah defisit negara sebesar $3.3 triliun.
Dana tambahan juga dialokasikan untuk operasi Trump membatasi imigrasi ke AS. Tapi demi menutupi pemotongan pajak dan belanja ini, UU memangkas layanan sosial penting seperti Medicaid (asuransi kesehatan untuk masyarakat miskin) dan SNAP (bantuan makanan).
Kaum konservatif fiskal menolak kenaikan utang, sementara beberapa Republik khawatir dampak pembatasan Medicaid pada konstituen mereka.
Tapi dalam beberapa pekan terakhir, Trump dan pimpinan Republik berhasil meyakinkan banyak yg awalnya menentang, sehingga UU lolos dengan margin tipis di kedua kamar Kongres.
Senator Paul dari Kentucky adalah satu dari tiga Republik di Senat yg memilih “tidak”. Usai pengesahan Kamis, ia menulis di medsos: “Ini modus operandi Washington: politik jangka pendek di atas keberlanjutan jangka panjang.”
Trump rencananya akan menandatangani UU ini menjadi undang-undang dalam acara di Gedung Putih pada Jumat.
Tapi debat soal UU ini jadi titik balik hubungan Trump-Musk. Akhir Mei lalu, saat masih jadi “penasihat pemerintah khusus”, Musk di acara CBS Sunday Morning mengaku “kecewa” dengan UU ini karena menambah defisit anggaran.
“Menurut gw, sebuah UU bisa besar ATAU indah, tapi enggak keduanya,” kata Musk ke wartawan CBS.
Tanggal 30 Mei, masa jabatannya di pemerintahan Trump berakhir, meski keduanya masih terlihat akur.
Tapi setelah keluar, Musk malah makin gencar menyerang “One Big Beautiful Bill”, menyebutnya bakal bencana untuk ekonomi AS.
“Maaf, tapi gw enggak tahan lagi. UU belanja Kongres yg gendut, norak, dan penuh proyek sampingan ini benar-benar mengerikan,” tulis Musk pada 3 Juni.
Ia bahkan menuding Trump pantas dimakzulkan dan mengklaim punya info soal hubungan presiden dengan pelaku kejahatan seks Jeffrey Epstein—tanpa bukti. Postingan itu kemudian dihapus.
Sementara Trump balas menuduh Musk di medsos sudah “GILA” dan cari gara-gara karena UU ini mengurangi insentif pemerintah untuk produksi mobil listrik.
Pada 5 Juni, Musk mulai mempertimbangkan mendirikan partainya sendiri. “Sudah saatnya bikin partai politik baru di AS yg benar-benar mewakili 80% di tengah?” tanyanya.
Dalam postingan lanjutan, ia menyetujui usulan nama “Partai Amerika” dari salah satu komentator. “Kedengarannya keren. Partai yg benar-benar mewakili Amerika!” kata Musk.
Sebagai org terkaya dunia dan pemilik Tesla serta SpaceX, Musk punya modal miliaran dolar. Menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaannya mencapai $361 miliar per Jumat ini.
Tapi ahli memperingatkan bahwa