Video baru dimuat: Pergumulan Mencari Makanan di Gaza
transkrip
Kembali
transkrip
Pergumulan Mencari Makanan di Gaza
Lembaga bantuan menyatakan Gaza menghadapi ancaman kelaparan massal setelah blokade pasokan makanan oleh Israel selama 80 hari yang berakhir pertengahan Mei. Dua pemuda Gaza, Salem Madhat Alaydi dan Aya Ehab Zaid, menceritakan bagaimana mereka berjuang melawan kelaparan.
Dapur umum ini menjadi penyelamat ratusan warga Palestina di Gaza Utara. Salem Madhat Alaydi (18) dulu datang setiap hari untuk memberi makan keluarganya yang beranggotakan tujuh orang. Namun, tempat ini ditutup pada 24 Mei setelah Israel membatasi masuknya sumber daya vital ke Gaza sebagai tekanan terhadap Hamas selama perundingan gencatan senjata.
Pada bulan Mei, Israel mendirikan pusat bantuan baru di Gaza. Mereka menuduh Hamas mengalihkan bantuan dari sistem distribusi lama yang dikelola PBB. PBB membantah tuduhan tersebut dan memboikot sistem baru ini, dengan alasan Israel menggunakan bantuan sebagai bagian dari strategi militernya.
Sejak dibuka, pusat bantuan yang dioperasikan oleh kontraktor AS swasta ini kerap dilanda kekacauan. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan puluhan warga Palestina tewas saat berusaha mendapatkan bantuan. Militer Israel mengklaim mereka menembak orang-orang yang menyimpang dari rute yang ditentukan dan mengabaikan peringatan lisan.
Kini, keluarga Alaydi membeli makanan dengan uang kiriman dari kerabat di luar negeri. Di dekat Kota Gaza, Aya Ehab Zaid mengelola dapur umumnya sendiri. Zaid mendokumentasikan kehidupannya selama perang di media sosial. Ia mengaku menerima donasi online untuk memberi makan keluarganya dan orang lain. Meski sudah berpindah lebih dari 15 kali, Zaid tetap bertekad melanjutkan aksinya.
Episode terbaru dalam Perang Israel-Hamas
Tampilkan lebih banyak video dari Perang Israel-Hamas