Departemen Luar Negeri mengatakan sedang berhubungan dengan Israel setelah serangan di Rafah.

Setelah serangan udara mematikan oleh Israel di dekat Rafah di Jalur Gaza, pemerintah AS mengatakan bahwa mereka sedang dalam dialog dengan pasukan Israel dan mitra di lapangan untuk mengklarifikasi keadaan.

\”Gambar-gambar menghancurkan setelah serangan IDF di Rafah semalam yang menewaskan puluhan warga Palestina yang tak bersalah sungguh menyayat hati,\” kata juru bicara Departemen Luar Negeri pada hari Senin.

Puluh warga Palestina yang tak bersalah tewas dalam serangan itu, katanya kepada dpa.

\”Israel memiliki hak untuk mengejar Hamas, dan kami memahami bahwa serangan ini membunuh dua teroris senior Hamas yang bertanggung jawab atas serangan terhadap warga sipil Israel,\” tambah juru bicara itu.

Tapi seperti yang telah kami sampaikan, Israel harus melakukan segala tindakan yang mungkin untuk melindungi warga sipil. Kami aktif terlibat dengan IDF dan mitra di lapangan untuk menilai apa yang terjadi, dan memahami bahwa IDF sedang melakukan penyelidikan.

Menurut otoritas kesehatan Palestina, militer Israel membunuh setidaknya 45 orang dan melukai puluhan lain dalam serangan udara pada Minggu malam. Sebagian besar yang tewas adalah wanita dan anak-anak. Insiden itu memicu kemarahan internasional.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan menggambarkan serangan udara sebagai “kesalahan tragis”. Tragedi itu terjadi meskipun upaya Israel untuk mencegah kerusakan pada warga sipil.

Netanyahu bermaksud untuk melanjutkan serangan di Rafah, namun.

Warga Palestina memeriksa tenda mereka yang hancur setelah serangan udara Israel, yang mengakibatkan banyak kematian dan luka, di daerah Al-Mawasi, yang dibom dengan sejumlah rudal pada tenda-tenda pengungsi di barat kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza. Abed Rahim Khatib/dpa

Warga Palestina memeriksa tenda mereka yang hancur setelah serangan udara Israel, yang mengakibatkan banyak kematian dan luka, di daerah Al-Mawasi, yang dibom dengan sejumlah rudal pada tenda-tenda pengungsi di barat kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza. Abed Rahim Khatib/dpa

MEMBACA  Pemilihan Chad 2024: Apa yang Perlu Anda Ketahui