Chloe Malle akan ditunjuk sebagai pemimpin redaksi utama American Vogue menyusul keputusan Dame Anna Wintour untuk mengundurkan diri dari posisi editor-in-chief, demikian diumumkan oleh publikasi tersebut.
Perempuan 39 tahun yang merupakan putri dari aktris Candice Bergen ini telah meniti karier di majalah fashion selama 14 tahun terakhir hingga akhirnya menduduki posisi sebagai editor Vogue.com dan menjadi host podcast terbitan itu, The Run Through.
Penunjukan Malle menandai dimulainya era baru bagi majalah yang dianggap sebagai salah satu publikasi fashion paling bergengsi dan berpengaruh di dunia ini.
Wintour, magnat fashion kelahiran Inggris, mengumumkan pengunduran dirinya pada Juni lalu setelah memegang jabatan tersebut selama 37 tahun. Majalah itu menyatakan bahwa ia akan tetap memegang posisi senior di perusahaan penerbitnya.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Malle mengungkapkan bahwa sepanjang kariernya di Vogue, ia telah berpengalaman bekerja di berbagai platform.
“Vogue telah membentuk jati diri saya, dan kini saya bersemangat untuk dapat membentuk masa depan Vogue,” ujarnya.
Wintour menyatakan bahwa Malle telah terbukti cakap dalam menemukan keseimbangan antara “warisan sejarah tunggal” Vogue dan masa depannya “di garda depan inovasi.”
“Saya sangat antusias untuk terus bekerja bersamanya, tidak hanya sebagai mentor tapi juga sebagai murid, sembari ia memimpin kita dan audiens ke tempat yang belum pernah kita jelajahi sebelumnya,” kata Wintour.
Selama masa jabatannya di Vogue, Malle disebut-sebut bertanggung jawab atas terlaksananya pemotretan majalah tersebut dengan Naomi Biden untuk pernikahan Gedung Putihnya pada 2022, serta wawancara dengan Lauren Sanchez jelang pernikahannya dengan CEO Amazon Jeff Bezos.
Sebelum bergabung dengan Vogue, Malle meliput berita properti untuk New York Observer. Pekerjaan freelance-nya berikutnya sebagai penulis membawanya ke Vogue, di mana ia akhirnya diangkat sebagai editor sosial secara penuh pada tahun 2011.
“Awalnya saya ragu saat wawancara, karena fashion bukanlah minat utama saya, dan saya lebih ingin menjadi penulis daripada editor, tapi saya sangat terpesona dengan mesin Vogue sehingga tidak bisa menolak,” tutur Malle kepada publikasi Into the Gloss pada 2013.
Layaknya pendahulunya, Dame Anna, Malle juga tidak menjauhi dunia politik selama di Vogue.
Baik di media sosial maupun podcastnya, ia secara terbuka mendukung sebab-sebab dan kandidat dari Partai Demokrat.
Dalam suatu episode podcastnya pada 2024 yang tayang setelah Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden AS, Malle menyatakan kekecewaannya atas hasil pemilu tersebut.
Waktu pastti transisi kepemimpinan dari Dame Anna ke Malle belum jelas, namun sang legenda berusia 75 tahun itu tidak sepenuhnya menghilang dari kancah.
Dame Anna akan tetap menjabat sebagai chief content officer di Condé Nast, peran yang diembannya sejak 2020, yang berarti ia masih akan mengawasi konten Vogue beserta publikasi perusahaan lainnya seperti GQ, Wired, dan Tatler.