Carter Khawatir James Mendapat Pelecehan Rasialis Usai Gagal Tendangan Penalti di Euros

Inggris Kalahkan Swedia lewat Adu Penalti di Perempat Final Euro 2025 sebelum Akhirnya Juara

Bek Inggris, Jess Carter, mengaku merasa lega saat rekan-rekannya yang bukan kulit hitam gagal mencetak penalti dalam kemenangan atas Swedia di perempat final Euro Wanita 2025. Ia khawatir Lauren James akan mendapat cacian rasial "luar biasa" jika menjadi satu-satunya pemain yang gagal.

Inggris berbalik dari ketertinggalan dua gol untuk memaksa adu penalti di Zürich, akhirnya menang 3-2 lewat drama 14 tendangan. Kiper Swedia, Jennifer Falk, menyelamatkan empat penalti Inggris, termasuk usaha kedua James. Beth Mead, Alex Greenwood, dan Grace Clinton—yang semuanya kulit putih—juga gagal.

"Ngeri dikatakan, tapi aku hampir lega ketika pemain lain yang bukan kulit hitam gagal, karena rasisme yang akan diterima LJ (James) jika hanya dia yang meleset bakal luar biasa," kata Carter kepada ITN, Senin. "Bukan karena kami ingin mereka gagal—tapi kami tahu bagaimana dampaknya bagi kami (pemain kulit hitam Inggris) kalau kami yang salah."

Pemain Inggris merayakan trofi usai menjuarai UEFA Women’s Euro 2025.

Carter mengaku jadi sasaran rasisme online sejak Euro 2025 dimulai dan memutuskan jeda dari media sosial selama turnamen. "Ini bikin merasa kecil, tidak penting, tidak berharga," ujarnya. "Membuatmu ragu atas segalanya—sungguh tak nyaman. Bahkan keluargaku sangat terpukul."

Inggris—yang biasanya take the knee sebagai perlawanan rasisme—memilih tidak melakukannya sebelum semifinal melawan Italia setelah pengakuan Carter.

Ia juga mengaku takut ketika pelatih Sarina Wiegman memastikannya bermain di final melawan Spanyol, yang dimenangi Inggris 3-1 lewat adu penalti. "Pertama kalinya aku begitu takut—sampai enggak berani main," katanya. "Ini pertandingan besar, ditambah kekhawatiran akan hujatan, baik soal performa atau rasial jika aku salah."

MEMBACA  Empat Pertanyaan Besar yang Gagal Dijawab oleh Laporan UFO Baru Pentagon