Bus Pengiring Duka Terguling di Kenya, 21 Orang Tewas | Berita Transportasi

Sopir kehilangan kendali atas bus di Kisumu, di bagian jalan yang dikenal rawan kecelakaan.

Sebuah bus yang membawa pelayat pulang dari pemakaman di barat daya Kenya terbalik dan terjun ke parit, menewaskan setidaknya 21 orang, menurut polisi.

Bus tersebut bepergian dari kota Kakamega di barat menuju Kisumu, tempat kejadian berlangsung.

Sopir kehilangan kendali saat mendekati bundaran dengan kecepatan tinggi dan terjun ke parit, kata Peter Maina, petugas penegak lalu lintas regional di Provinsi Nyanza, tempat Kisumu berada.

“Kendaraan kehilangan kendali, belok tajam, lalu terguling ke sisi lain jalan,” ujarnya kepada wartawan di lokasi.

“Dari 21 korban jiwa, 10 diantaranya perempuan, satu gadis berusia 10 tahun, dan 10 laki-laki.”

Lima orang luka-luka parah dalam insiden ini, termasuk bayi delapan bulan yang sedang dirawat di rumah sakit terdekat, tambah Maina.

Penyebab kecelakaan belum jelas dan investigasi masih berlangsung. Media lokal melaporkan kejadian terjadi di ruas jalan yang kerap terjadi tabrakan.

Insiden mematikan ini menyusul kecelakaan pesawat dekat ibu kota Nairobi pada Kamis, saat ambulans udara jatuh di area permukiman, menewaskan enam orang.

Di hari yang sama, media lokal melaporkan tabrakan antara kereta dan bus menewaskan delapan orang.

Kecelakaan lalu lintas sering terjadi di Kenya dan kawasan Afrika Timur secara umum, di mana jalan kerap sempit dan berlubang.

Polisi sering menyalahkan pengemudi yang ngebut sebagai pemicu kecelakaan.

Dalam insiden lain pada Kamis, sembilan orang tewas saat bus mengalami kecelakaan di kota Naivasha, Kabupaten Nakuru. Korban termasuk 32 pekerja yang sedang menuju tempat kerja saat bus tergelincir di perlintasan kereta, kata polisi.

Polisi menyatakan sopir kehilangan kendali atas bus dalam kecelakaan Jumat itu [Brian Ongoro/AP].

MEMBACA  Inggris dan Jerman menandatangani kesepakatan pertahanan saat mereka memperhatikan ancaman Rusia | Berita NATOMenandatangani Kesepakatan Pertahanan, Inggris dan Jerman Menghadapi Ancaman Rusia | Berita NATO