Tonton: Momen tersangka pembunuhan mahasiswa Idaho mengaku bersalah
Seorang pria berusia 30 tahun mengaku membunuh empat teman sekamarnya di sebuah kota kecil kampus di Idaho pada 2022, sebagai bagian dari kesepakatan pengakuan untuk menghindari hukuman mati.
Bryan Kohberger, mantan mahasiswa doktoral kriminologi, seharusnya menghadapi persidangan pada Agustus atas serangan yang mengguncang Amerika.
Dalam sidang pada Rabu, Hakim Steven Hippler membacakan rincian kesepakatan, termasuk bahwa Kohberger melepaskan hak banding atau permohonan keringanan hukuman.
Kaylee Goncalves, Ethan Chapin, Xana Kernodle, dan Madison Mogen tewas di rumah mereka di luar kampus di kota Moscow pada November 2022. Dua penghuni lain, Bethany Funke dan Dylan Mortensen, selamat.
"Apakah Anda mengaku bersalah karena memang bersalah?" tanya Hakim Hippler kepada terdakwa.
"Ya," jawab Kohberger.
Sebelumnya, Kohberger menyangkal tuduhan.
Hakim menyatakan bahwa kantornya menerima banyak pesan dan voicemail dari publik yang berupaya "mempengaruhi keputusan saya". Dia menegaskan tidak membaca atau mendengarkan pesan itu dan meminta orang berhenti mengirimkannya.
Kohberger didakwa dengan satu tuduhan perampokan (hukuman maksimal 10 tahun penjara) dan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama (hukuman seumur hidup). Dia mengaku bersalah atas semua tuduhan.
Hakim Hippler menjatuhkan hukuman resmi pada 23 Juli. Diprediksikan Kohberger akan menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji.
Kesepakatan ini meninggalkan pertanyaan yang mungkin terungkap dalam persidangan, seperti motif Kohberger.
Jaksa penuntut Bill Thompson menyatakan Kohberger merencanakan pembunuhan, termasuk membeli pisau secara online sekitar delapan bulan sebelumnya. Sarung pisau ditemukan, tapi senjata utamanya tidak. Tak ada bukti unsur seksual dalam pembunuhan ini.
‘Kesepakatan dengan iblis’
Beberapa hadirin terharu saat nama korban dibacakan. Kohberger tetap tak beremosi, bahkan saat mengakui pembunuhan.
Kekejaman pembunuhan, usia korban, dan latar belakang kriminologi tersangka memicu ketertarikan publik.
Kesepakatan ini memecah belah keluarga korban. Di luar pengadilan, ayah Kaylee Goncalves, Steve, merasa "sangat kecewa". Dia menyebut negara "berunding dengan iblis". Keluarga menginginkan pengakuan lengkap, termasuk lokasi senjata dan konfirmasi bahwa Kohberger bertindak sendiri.
Namun, ibu dan ayah tiri Madison Mogen mendukung kesepakatan ini. Melalui pengacara, mereka berterima kasih atas dukungan dan "hasil yang sukses".
"Kami 100% mendukung kesepakatan ini. Kami beralih dari duka… menuju cahaya masa depan. Kami mendapat ke