Bisakah Kanada Memecahkan Kutub Piala Stanley?

Robin Levinson King
BBC News

Getty Images

Tim Edmonton Oilers sedang menuju Miami untuk berjuang membawa Piala Stanley kembali ke Kanada untuk pertama kalinya sejak 1993.

Mereka berharap tak mengulangi kekalahan tahun lalu saat melakukan perjalanan yang sama dan kalah.

Lebih dari 30 tahun, pemenang liga teratas National Hockey League selalu diraih tim Amerika. Ini warisan yang memilukan bagi negara di mana hoki es bukan sekadar olahraga, tapi bagian dari identitas nasional. Sekitar 40% pemain di NHL, dari semua tim, berasal dari Kanada—lebih banyak daripada negara lain.

Tahun lalu, Oilers gagal di pertandingan ketujuh melawan Florida Panthers.

Kekalahan itu "mematikan hati" bagi Carson Duggan, yang besar di pedesaan Alberta dan kini tinggal di AS. Ia datang jauh-jauh ke Miami untuk menonton pertandingan final itu, di mana ia mengatakan dirinya ditemani ribuan warga Kanada lainnya.

Banyak warga Kanada kesal karena para penggemar paling setia liga ini sudah lama tak meraih trofi, tapi tetap rela menghabiskan uang dan bepergian jauh untuk mendukung tim mereka.

Kini Edmonton punya kesempatan kedua untuk memutus rangkaian kekalahan tahun ini, tapi jelang Game 6, ada kekhawatiran sejarah akan terulang. Meski Oilers memulai seri dengan kuat, menang 4-3 di pertandingan pertama, Panthers menghancurkan Edmonton 5-2 pada Sabtu, memimpin seri 3-2.

Pertandingan Selasa di Miami akan jadi hidup atau mati.

Kekalahan beruntun ini, dalam satu hal, menyatukan warga Kanada melawan musuh bersama—AS. Meski ada tujuh tim Kanada di NHL untuk didukung, saat playoff, kebanyakan berpihak pada tim Kanada yang paling jauh melaju. Maka, di final tahun ini, Edmonton Oilers dianggap sebagai tim Kanada.

MEMBACA  Penguasa militer Niger menangguhkan siaran BBC

"Kita butuh piala sebagai Kanada," kata Duggan. "Banyak warga Kanada mendukung Edmonton."

Ini terutama karena ketegangan Kanada-AS yang memanas di tengah perang dagang sengit.

Persaingan internasional memuncak saat 4 Nations Face Off musim dingin, ketika Trump berkali-kali menyindir Kanada sebagai "negara bagian ke-51".

Warga Kanada mengecek lagu kebangsaan AS selama pertandingan, dan tiga perkelahian terjadi di es dalam sembilan detik pertama. Setelah Kanada menang 4 Nations, komedian Mike Meyers menggunakan istilah hoki "elbows up" sebagai seruan kedaulatan Kanada.

Slogan itu dipakai PM Mark Carney (yang tim halamannya Edmonton) dalam kampanye pemilu.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump secara pribadi menelepon Panthers, yang bermain satu jam dari estate Mar-A-Lago, untuk memberi dukungan.

Hubungan kedua negara sedikit mendingin, kata Duggan. Tapi kemenangan Kanada tetaplah "pelengkap sempurna".

"Kami tak akan diintimidasi," katanya, seraya menambahkan bahwa "kebanyakan orang AS itu baik".

Foto yang dikirim

Setelah bermain hoki di St Lawrence University dan melatih di tingkat universitas, Duggan beralih ke komentator olahraga.

Setiap warga Kanada punya teori sendiri mengapa tim Kanada tak menang Piala sejak 1993, dari yang biasa sampai konspirasi.

Pertama, di bawah Komisaris NHL Gary Bettman, waralaba AS mendominasi liga, dengan tujuh dari delapan tim baru sejak 1993 pergi ke negara bagian cerah seperti Nevada, Florida, dan terakhir Utah. Kini hanya ada tujuh tim Kanada vs 25 tim AS.

Lainnya menyebut iklim lebih hangat dan insentif pajak di banyak negara bagian AS sebagai daya tarik pemain bebas.

Duggan berpikir, sebagian alasannya adalah gameplay hoki es yang egaliter—pemain hanya di es selama 45 detik sekali main, artinya bahkan bintang seperti kapten Oilers Connor McDavid tak bisa mendominasi.

MEMBACA  Korban Tewas Longsor di Kenya Capai 21 Jiwa Imbas Hujan Deras

Getty Images

McDavid, 28, yang dibandingkan dengan legenda Wayne Gretzky, bermain untuk tim ini sejak direkrut di musim 2015-2016. Butuh tahunan bagi Oilers untuk mencapai level sekarang, tapi sejak awal jelas ia akan jadi bintang.

"Andai ia direkrut Boston, Chicago, Philly, Rangers, atau tim AS mana pun, hoki akan berkembang pesat," kata Duggan. "Kamu bisa tak tahu apa-apa tentang hoki, tapi lihat lima menit dan tahu (ia) pemain terbaik."

Kini tinggal di New Hampshire setelah pindah ke AS untuk bermain dan melatih hoki tingkat universitas, Duggan—yang kakek buyutnya adalah wali kota Edmonton—mengatakan Oilers tetap tim halamannya.

"Itu seperti sepotong kampung halaman yang selalu ada," katanya. "Mereka mungkin memperpendek umurku, karena beberapa pertandingan mulai jam 10 malam, dan aku begadang nonton setiap game." Robin Levinson King adalah seorang jurnalis yang berbasis di Toronto. Ia kerap meliput berita terkait politik, lingkungan, dan isu-isu sosial. Karyanya sudah terbit di berbagai media ternama seperti The Toronto Star dan CBC. Selain bekerja sebagai wartawan, ia jufa aktif dalam komunitas literasi, sering menjadi pembicara di acara-acara sastra. Dedikasinya pada dunia jurnalistik dan kontribusinya bagi masyarakat membuatnya diakui sebagai salah satu profesional terkemuka di bidangnya.