Belanda Tunda Akuisisi Nexperia, Redakan Ketegangan dengan China

Keputusan pemerintah Belanda untuk melepas kontrol atas pembuat chip ini diambil setelah terjadinya disruptsi besar pada rantai pasok otomotif.

Diterbitkan Pada 20 Nov 202520 Nov 2025

Klik di sini untuk membagikan di media sosial

share2

Belanda telah mengumumkan akan mengembalikan kontrol atas perusahaan pembuat chip, Nexperia, ke perusahaan induknya di Tiongkok. Langkah ini merupakan sebuah kemajuan dalam menyelesaikan kebuntuan antara Den Haag dan Beijing yang sempat mengacaukan rantai pasok otomotif.

Menteri Urusan Ekonomi Belanda, Vincent Karremans, menyatakan pada Rabu bahwa ia telah menangguhkan perintah untuk mengambil alih kontrol atas perusahaan chip tersebut. Keputusan ini diambil setelah pembicaraan “konstruktif” dengan pejabat Tiongkok serta konsultasi dengan mitra Eropa dan internasional.

Rekomendasi Cerita

list of 4 itemsend of list

“Kami menilai positif langkah-langkah yang telah diambil oleh otoritas Tiongkok untuk memastikan pasokan chip ke Eropa dan bagian dunia lainnya,” ujar Karremans dalam sebuah pernyataan.

“Kami memandang ini sebagai wujud itikad baik. Kami akan terus melakukan dialog konstruktif dengan otoritas Tiongkok pada periode mendatang.”

Kementerian Perdagangan Tiongkok menyambut pengumuman tersebut sebagai “langkah pertama”, namun menyerukan pencabutan total atas perintah itu, dengan menyebutnya sebagai “akar penyebab” dari gangguan rantai pasok.

Mereka juga mengkritik “putusan yang keliru” dari pengadilan Belanda bulan lalu yang memaksa CEO Nexperia asal Tiongkok, Zhang Xuezheng, untuk mengundurkan diri karena diduga melakukan salah urus.

Jo Van Biesebroeck, seorang profesor ekonomi di KU Leuven, mengatakan bahwa upaya Eropa untuk menyusun strategi mengelola keterlibatan Tiongkok dalam rantai pasok kritis masih merupakan sebuah “proses yang berlangsung”.

“Tindakan terhadap Nexperia dipicu oleh tindakan-tindakan spesifik, dan kekhawatiran utama saat ini tampaknya berkurang dengan perubahan personel di Nexperia,” kata Biesebroeck kepada Al Jazeera.

MEMBACA  Bus penuh penumpang terbawa arus air deras

“Pemerintah Belanda telah memperjelas sejauh mana mereka bersedia bertindak, dan tampaknya Tiongkok telah menemui mereka di tengah jalan.”

Pemerintah Belanda mengambil alih kontrol efektif atas Nexperia, yang dimiliki oleh Wingtech yang berbasis di Jiaxing, pada akhir September lalu. Tindakan ini diklaim demi memastikan pasokan chip di tengah kekhawatiran bahwa Zhang mungkin memindahkan operasi manufaktur dan kekayaan intelektual ke Tiongkok.

Langkah ini terjadi setelah Amerika Serikat memperingatkan Belanda bahwa perusahaan tersebut kemungkinan akan dimasukkan ke dalam daftar sanksi AS jika tidak mengganti Zhang, meski pejabat Belanda telah membantah bertindak karena tekanan dari Washington.

Beijing mengutuk intervensi pemerintah Belanda, yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang Ketersediaan Barang era Perang Dingin, sebagai tindakan “intervensi yang tidak semestinya” dalam urusan sebuah perusahaan. Sebagai balasannya, Tiongkok memblokir ekspor beberapa produk Nexperia yang diproduksi di Tiongkok.

Produsen mobil Jepang, Honda dan Nissan, terpaksa mengurangi produksi akibat gangguan pada rantai pasok ini. Sementara itu, Mercedes-Benz asal Jerman mengumumkan telah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan pasokan chip dalam jangka pendek.

Otoritas Tiongkok mencabut larangan ekspor Nexperia pada awal bulan ini sebagai bagian dari langkah-langkah yang disepakati dalam gencatan senjata dagang yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping bulan lalu di Korea Selatan.