BBC di India akan dipisah menjadi dua mulai dari hari Rabu, karena mencoba memenuhi aturan investasi asing negara tersebut. BBC akan tetap mempertahankan tim pengumpulan berita di India untuk outlet digital, televisi, dan radio berbahasa Inggris yang bermarkas di London. Sebuah perusahaan baru yang independen dan dimiliki oleh India bernama Collective Newsroom akan sekarang memproduksi konten untuk enam layanan bahasa India lainnya dari BBC. Langkah ini dilakukan setahun setelah kantor BBC India diselidiki oleh otoritas. Penyelidikan yang dilakukan oleh petugas pajak datang beberapa minggu setelah siaran dokumenter oleh BBC di Inggris – namun tidak di India – yang kritis terhadap Perdana Menteri India Narendra Modi. Gaurav Bhatia, juru bicara dari partai pemerintah Bharatiya Janata Party (BJP) yang dipimpin oleh Mr Modi, mengatakan saat itu bahwa waktu penyelidikan tidak ada hubungannya dengan dokumenter tersebut, yang berusaha diblokir oleh pemerintah agar tidak disebarluaskan di India. Ketika BBC mengumumkan pembentukan Collective Newsroom pada bulan Desember, mereka mengatakan bahwa entitas baru ini akan memungkinkan mereka untuk memenuhi komitmen mereka terhadap penonton di India dan secara global, sambil tetap mematuhi hukum FDI India. Perusahaan ini mengatakan bahwa mereka tetap “komit” pada negara tersebut, di mana mereka memiliki rata-rata pemirsa mingguan sebanyak 82 juta orang melalui output bahasa Inggris dan bahasa mereka. BBC memiliki sejarah panjang dalam lanskap media negara tersebut, dengan pertama kali meluncurkan layanan bahasa Hindi pada tahun 1940. Layanan Hindi sekarang akan diproduksi oleh Collective Newsroom, bersama dengan Marathi, Gujarati, Punjabi, Tamil, dan Telugu – serta saluran YouTube BBC News India dalam bahasa Inggris. Namun, Collective Newsroom – yang dibentuk oleh empat anggota staf BBC dan akan mempekerjakan sekitar 200 mantan karyawan BBC – juga dapat membuat konten untuk penyedia berita lain di India dan secara global. 90 anggota staf BBC yang tersisa masih akan bekerja langsung untuk perusahaan dalam operasi pengumpulan berita untuk televisi, radio, dan online dalam bahasa Inggris, melapor kepada editor di London. Karya mereka masih akan tersedia untuk penonton India, meskipun tidak akan dipublikasikan di India. BBC juga telah mengajukan permohonan untuk memiliki 26% saham di perusahaan baru tersebut, yang merupakan hal pertama bagi operasi global broadcaster di mana pun. Rupa Jha, chief executive dari Collective Newsroom, mengatakan bahwa perusahaan baru ini memiliki “misi yang jelas dan ambisius untuk menciptakan jurnalisme yang paling kredibel, kreatif, dan berani”. Dia menambahkan: “Penonton akan segera mengenal Collective Newsroom sebagai sebuah organisasi berita independen yang memimpin dengan fakta, bekerja untuk kepentingan publik, dan mendengarkan suara dan sudut pandang yang beragam.”