Sedikitnya 15 penerbangan telah dialihkan karena bandara tetap ditutup hingga situasi terselesaikan, menurut para pejabat di Denmark.
Diterbitkan Pada 22 Sep 202522 Sep 2025
Klik di sini untuk membagikan di media sosial
share2
Otoritas di Denmark telah menutup Bandara Kopenhagen setelah drone tidak dikenal terlihat di dekatnya, menyebabkan sekitar 15 penerbangan dialihkan, seperti disampaikan polisi dan pejabat bandara kepada kantor berita AFP.
“Ruang udara di atas Bandara Kopenhagen telah ditutup sejak pukul 20:30 (18:30 GMT) akibat dua hingga tiga drone tak dikenal. Tidak ada pesawat yang bisa lepas landas atau mendarat,” ujar Juru Bicara bandara, Lise Agerley Kurstein.
Artikel Rekomendasi
list of 4 items
end of list
Dia menyebutkan bahwa sekitar 15 penerbangan telah dialihkan ke bandara lain.
Sementara itu, Polisi Kopenhagen menyatakan bahwa “tiga atau empat drone berukuran besar” telah terlihat terbang di atas bandara.
“Mereka masih terbang bolak-balik, datang dan pergi,” kata Perwira Penjaga Anette Ostenfeldt kepada AFP pada pukul 22:45 (20:45 GMT), seraya menambahkan bahwa polisi sedang berada di lokasi untuk menyelidiki.
Dia tidak dapat memastikan apakah drone tersebut bersifat militer atau sipil.
“Tetapi ukurannya lebih besar dari yang dapat dibeli oleh perorangan,” kata Ostenfeldt.
Petugas polisi berjalan setelah seluruh lalu lintas udara ditutup di Bandara Kopenhagen akibat laporan drone di Kopenhagen pada 22 September 2025. [Ritzau Scanpix/Steven Knap via Reuters]
Pejabat bandara menyatakan bahwa bandara akan tetap ditutup sampai situasi dapat diatasi. “Saat ini kami belum memiliki garis waktu untuk pembukaan kembali,” ujar Kurstein.
Insiden ini terjadi ketika beberapa negara Eropa melaporkan pelanggaran wilayah udaranya oleh Rusia. Estonia menyatakan pada Jumat lalu bahwa tiga jet tempur MiG-31 Rusia telah memasuki wilayah udaranya tanpa izin.
Selama serangan udara Rusia ke Ukraina pada pekan sebelumnya, Polandia menyebut sekitar 19 drone terbang masuk ke wilayah udaranya. Angkatan Udara Polandia dan sekutu NATO menembak jatuh beberapa kendaraan tanpa awak tersebut, menandai pertama kalinya drone Rusia dijatuhkan di atas wilayah NATO sejak invasi skala penuh Moskow ke Ukraina pada 2022.
Rumania juga mencatat keberadaan sebuah drone Rusia di wilayah udaranya.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) bersidang pada Senin untuk membahas masalah pelanggaran wilayah udara ini.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, membantah tuduhan bahwa jet tempur Moskow telah melanggar wilayah udara Estonia tetangganya, dengan menyatakan bahwa penerbangan tiga pesawat MiG-31 mereka pada Jumat lalu dilakukan “sesuai strictly dengan peraturan ruang udara internasional”.
Kementerian Pertahanan Rusia menggemarkan pernyataannya, mengatakan bahwa “pemantauan objektif” mengonfirmasi bahwa pesawat MiG tersebut tidak melanggar perbatasan Estonia.
Sekutu NATO dalam pertemuan DK PBB mengutuk Rusia karena melanggar wilayah udara aliansi tersebut.
“Tindakan ceroboh Anda berisiko memicu konfrontasi bersenjata langsung antara NATO dan Rusia. Aliansi kami bersifat defensif, tapi jangan berangan-angan kami siap sedia untuk mempertahankan langit dan wilayah NATO,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, Yvette Cooper.
Dewan Atlantik Utara NATO akan bertemu untuk membahas masalah ini pada Selasa.