Badenoch Tegaskan Dirinya Tidak Lagi Mengidentifikasi sebagai Orang Nigeria

Pemimpin Partai Konservatif Kemi Badenoch mengaku tidak lagi mengidentifikasi sebagai orang Nigeria dan belum memperbarui paspornya sejak awal tahun 2000-an.

Badenoch, yang lahir di Inggris, tumbuh besar di Nigeria dan Amerika Serikat. Dia kembali ke Inggris di usia 16 tahun akibat memburuknya iklim politik dan ekonomi Nigeria, sekaligus untuk melanjutkan pendidikannya.

Dalam podcast Rosebud milik mantan anggota parlemen dan presenter televisi Gyles Brandreth, dia menyatakan dirinya “Nigeria secara keturunan” tapi “secara identitas, sebenarnya tidak”.

Tahun lalu, Badenoch mendapat kritik dari wakil presiden Nigeria yang menuduhnya “merendahkan” negara Afrika Barat itu.

Badenoch, yang pernah tinggal di Lagos, bercerita panjang lebar tentang masa kecilnya di podcast tersebut.

“Saya sangat mengenal negara itu, banyak keluarga di sana, dan saya tertarik dengan perkembangannya,” ujarnya. “Tapi rumah adalah di mana keluarga saya sekarang berada.”

Soal tidak memperbarui paspor, dia berkata: “Saya tak lagi merasa bagian darinya. Sebagian hidup saya dihabiskan di Inggris dan saya tak pernah merasa perlu melakukannya.”

Dia menambahkan, “Saya Nigeria secara keturunan, kelahiran, meski tak lahir di sana karena orang tua… tapi secara identitas, tidak sepenuhnya.”

Badenoch bercerita saat mengunjungi Nigeria setelah ayahnya meninggal, dia harus mengurus visa yang menurutnya “ribet banget”.

Dia mengaku pengalaman masa kecil di Nigeria membentuk pandangan politiknya, termasuk “alasan saya tidak suka sosialisme”.

“Saya ingat dulu tidak pernah benar-benar merasa jadi bagian dari sana,” lanjutnya, seraya mengenang “kembali ke Inggris tahun 1996 dan berpikir: inilah rumah.”

Pemimpin Partai Tory itu menambahkan alasan kepulangannya ke Inggris “sangat menyedihkan”.

“Orang tua saya berpikir: ‘Tidak ada masa depan buatmu di negara ini.'”

MEMBACA  Chrystul Kizer dipenjara selama 11 tahun karena membunuh pelaku kekerasannya.

Dia mengatakan tidak mengalami prasangka rasial di Inggris “secara berarti”, lalu menambahkan, “Saya sadar akan terlihat berbeda, tapi tak menganggapnya aneh.”

“Yang menarik, orang-orang tak memperlakukan saya berbeda, dan itu sebabnya saya cepat membela Inggris saat ada tuduhan rasisme.”

Akhir tahun lalu, Badenoch dikritik karena menyebut tumbuh dalam ketakutan dan ketidakpastian di Nigeria yang saat itu dilanda korupsi.

Wakil Presiden Nigeria Kashim Shettima menanggapi bahwa pemerintahannya “bangga” pada Badenoch “meski dia merendahkan tanah kelahirannya”. Jurubicara Badenoch membantah kritik tersebut.