Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap dua rudal anti-kapal Houthi di Yaman, demikian disampaikan oleh Komando Pusat militer pada hari Selasa. Serangan ini merupakan serangan mendadak yang dilakukan oleh pejabat Amerika Serikat sebagai tanggapan terhadap ancaman yang segera dilancarkan oleh militan yang didukung Iran terhadap kapal-kapal dagang serta kapal Angkatan Laut di Laut Merah dan perairan terdekat.
Serangan dari Amerika Serikat ini merupakan yang kesembilan dalam dua minggu terakhir, dilakukan sehari setelah Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan militer yang jauh lebih besar terhadap sembilan lokasi di Yaman yang dikuasai oleh Houthi. Serangan tersebut menyerang berbagai target di setiap lokasi, termasuk radar, situs drone dan rudal, serta gudang penyimpanan senjata bawah tanah.
Meskipun Pentagon menunjukkan bahwa Houthi tidak melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah atau Teluk Aden sejak 18 Januari sebagai bukti bahwa serangan mendadak Amerika Serikat berhasil mengurangi persenjataan misil dan drone yang kuat milik pemberontak, beberapa analis mengkhawatirkan bahwa Houthi sebenarnya tidak tertahan dan hanya menunggu waktu yang tepat.
Presiden Biden telah menunjukkan persetujuannya terhadap kampanye udara yang berkelanjutan, meskipun terbatas, dengan memberikan restu terhadap strategi Pentagon untuk mengirimkan drone Reaper bersenjata dan platform pemantauan lainnya di langit Yaman, sehingga pesawat perang dan kapal Amerika Serikat dapat menyerang target bergerak Houthi saat mereka muncul.
“Apakah mereka menghentikan Houthi? Tidak,” kata Bapak Biden mengenai serangan udara minggu lalu. “Apakah mereka akan terus melanjutkan? Ya.”