Apakah Afrika Sedang Terbelah Menjadi Dua? Benarkah? Inilah Informasinya

Di jantung Afrika Timur, sebuah peristiwa seismik sedang terjadi yang bisa mengubah lanskap geografis benua tersebut selamanya. Konsep Afrika yang terbelah menarik perhatian ilmuwan dan ahli geologi di seluruh dunia, karena Lembah Retakan Besar meregang dan merobek kerak Bumi.

Fenomena dramatis ini bukanlah plot dari novel fiksi ilmiah tetapi merupakan proses nyata dan berkelanjutan yang mungkin akan menyebabkan lahirnya samudera baru, meresapkan kembali batas-batas Afrika selama jutaan tahun.

Lembah Retakan Besar, yang membentang dari wilayah Afar hingga Mozambik, menawarkan pemandangan yang memukau dan sangat penting untuk memahami kekuatan yang membentuk planet kita.

Di tengah depresi yang luas ini terletak Sistem Retakan Afrika Timur (EARS), zona di mana benua Afrika perlahan-lahan terbelah. Situs ini menarik perhatian karena retakan besar baru-baru ini muncul secara tiba-tiba di barat daya Kenya.

Tektonik lempeng, teori yang menjelaskan pergerakan litosfer Bumi, sangat penting untuk memahami pembagian benua Afrika.

Sistem Retakan Afrika Timur adalah contoh utama dari lempeng tektonik yang saling menjauh, dengan lempeng Afrika sekarang tampaknya menjadi dua entitas terpisah – lempeng tektonik Somalia dan lempeng tektonik Nubia yang lebih besar – bergerak ke arah yang berlawanan.

Aktivitas tektonik ini tidak hanya berkontribusi pada kemungkinan pembentukan samudera keenam Bumi tetapi juga merombak geografi Afrika Timur, mengulangi proses-proses yang dahulu memisahkan proto-benua yang luas, Pangea, untuk membentuk Samudera Atlantik.

Jika lempeng Nubia dan Somalia terus terdorong, negara-negara seperti Uganda dan Zambia mungkin akan memiliki garis pantai mereka sendiri di masa depan.

Survei geologi terbaru dan citra satelit telah memberikan bukti meyakinkan tentang pemisahan lambat namun pasti benua Afrika. Observasi ini mengkonfirmasi pemisahan aktif benua, karena Retakan Afrika Timur secara bertahap melebar.

MEMBACA  Rusia merekrut penduduk Krim untuk proxy Afrika, kata Kyiv.

Penting untuk dicatat bahwa sementara penemuan ini menarik, proses retakan akan membutuhkan puluhan juta tahun untuk sepenuhnya terbelah. Untuk memberikan gambaran, saat ini, lempeng-lempeng tersebut menjauh dengan kecepatan rata-rata 0,2 inci (7 milimeter) per tahun.

Meskipun retakan saat ini berada di atas permukaan laut, dari waktu ke waktu, akan melebar dan kerak akan menipis dan tenggelam. Pada akhirnya, jalur laut kecil akan mulai menyerbu zona retakan, mirip dengan Laut Merah, mengubah geografi wilayah tersebut dan menciptakan benua kecil terpisahnya sendiri.

Potensi pemisahan benua Afrika membawa implikasi signifikan bagi masa depannya. Saat Lembah Retakan Afrika Timur terus memperluas, hal itu bisa mengarah pada pembentukan cekungan samudera, secara mendasar mengubah lingkungan dan iklim wilayah tersebut.

Transformasi ini bisa mempengaruhi keanekaragaman hayati, sumber daya air, dan praktik pertanian, menimbulkan tantangan dan peluang bagi penduduk Afrika Timur.

Selain itu, pemisahan yang bertahap mungkin akan memengaruhi lanskap geopolitik benua tersebut, karena jalur maritim baru muncul dan negara-negara meninjau kembali batas-batas wilayah mereka. Bahkan, hal ini bisa menciptakan peluang baru untuk perdagangan dan komunikasi.

Meskipun fenomena geologis ini mungkin terasa revolusioner bagi beberapa orang, sebenarnya hal tersebut cukup umum. Jika Anda melihat peta, Anda akan segera melihat bagaimana Afrika dan Amerika Selatan tampaknya cocok dengan sempurna. Hal ini karena mereka dulunya adalah satu massa daratan. Seiring berjalannya waktu, tanah tersebut terbelah oleh Punggung Atlantik Tengah.

Sementara para ahli telah mengetahui bahwa Afrika terbelah menjadi dua selama beberapa waktu, menentukan penyebab pastinya telah menjadi sebuah perjuangan.

Sebuah zona aktivitas seismik yang luas dan bukti sekarang menunjukkan bahwa retakan disebabkan oleh upwelling superplume di sepanjang tepi timur Afrika. Pada akhirnya, munculnya retakan secara tiba-tiba mungkin disebabkan oleh hujan lebat di wilayah tersebut.

MEMBACA  RPA Perindo are confident that the lover of the woman's assailant in Depok will become a suspectRPA Perindo Yakin bahwa Kekasih Pelaku Penganiayaan Wanita di Depok Akan Menjadi Tersangka