Anggota Knesset Zvi Sukkot Diperiksa Terkait Perannya dalam Kerusuhan Sde Teiman

Kerusuhan Sde Teiman, di mana para pengunjuk rasa dan sejumlah anggota Knesset menerobos masuk pangkalan militer, terjadi pada Maret 2024.

Zvi Sukkot dari Partai Zionis Religius dipanggil untuk diperiksa oleh Polisi Israel pada hari Minggu karena keterlibatannya dalam kerusuhan Sde Teiman, lebih dari setahun setelah rekaman dari lokasi menunjukkan dia menerobos masuk ke pangkalan militer tersebut.

Sidang pemeriksaan akan digelar pada tanggal 11 November. Tim kuasa hukum Sukkot mengkonfirmasi bahwa “ia akan memenuhi panggilan.”

Sde Teiman merupakan sebuah pangkalan militer di Negev yang dialihfungsikan menjadi fasilitas penahanan selama perang Israel-Hamas, untuk menahan warga Palestina yang ditangkap di Gaza berdasarkan Undang-Undang Kombatan Ilegal. UU ini mengizinkan penahanan sementara tanpa surat perintah pengadilan.

Undang-undang ini memberikan kewenangan kepada otoritas untuk menahan individu yang terlibat dalam permusuhan terhadap Israel namun tidak memenuhi kualifikasi sebagai tawanan perang menurut Konvensi Jenewa. Awalnya ditujukan untuk kasus-kasus keamanan spesifik, UU ini kemudian menjadi kerangka hukum untuk menahan warga Palestina dari Gaza tanpa tuduhan atau pengadilan, terutamanya selama masa perang.

Berdasarkan amendemen tahun 2023, penahanan tanpa perintah formal dapat berlangsung hingga 45 hari, dan tanpa tinjauan yudisial selama 75 hari. Undang-undang ini mengizinkan Kepala Staf IDF (atau yang didelegasikannya) untuk menerbitkan perintah interniran berdasarkan “alasan yang masuk akal” dan berasumsi bahwa pembebasan tahanan akan membahayakan keamanan nasional.

Zvi Sukkot menghadiri rapat Partai Zionis Religius di Knesset, Yerusalem, 23 Januari 2023. (credit: YONATAN SINDEL/FLASH90)

Organisasi-organisasi hak asasi manusia, beserta para pakar hukum internasional, mengkritik undang-undang ini karena memungkinkan penahanan tanpa batas waktu dan melemahkan perlindungan proses peradilan yang semestinya, yang menurut mereka melanggar kewajiban Israel di bawah hukum domestik maupun internasional.

MEMBACA  IMF Menyetujui Tinjauan Ketiga Bantuan $2.9 Miliar ke Sri Lanka, Namun Memperingatkan Risiko | Berita Bisnis dan Ekonomi

**Penganiayaan, Penutupan Mata Berkepanjangan, dan Kurangnya Perawatan Medis**

Seiring waktu, di Sde Teiman muncul dugaan-dugaan kuat mengenai penyalahgunaan yang terjadi di fasilitas tersebut. Laporan-laporan dari berbagai media menggambarkan penganiayaan fisik, penutupan mata dalam jangka panjang, kurangnya perawatan medis, serta perlakuan buruk lainnya terhadap para tahanan. Kelompok-kelompok HAM menyatakan bahwa kondisi tersebut melanggar hukum Israel dan hukum internasional.

Pada bulan September lalu, Mahkamah Agung memerintahkan negara untuk memperbaiki kondisi dan menempatkan Sde Teiman di bawah pengawasan hukum yang penuh.

Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada 29 Juli 2024, polisi militer menahan sembilan anggota cadangan yang diduga melakukan penganiayaan berat terhadap seorang tahanan Palestina di fasilitas itu. Menurut laporan, tahanan tersebut mengalami luka internal serius, termasuk tulang rusuk patah dan robekan pada rektum.

Penangkapan ini memicu protes dari para aktivis sayap kanan jauh, keluarga prajurit, dan sejumlah anggota legislatif, yang mengklaim bahwa para prajurit tersebut dihukum karena menjalankan tugasnya. Para pengunjuk rasa berkumpul di pangkalan Sde Teiman dan kemudian di Beit Lid, tempat para tersangka ditahan.

Sebagian dari mereka menerobos gerbang properti militer; di antaranya terdapat anggota-anggota parlemen, termasuk Menteri Warisan Amichai Eliyahu (Otzma Yehudit) dan anggota Knesset dari Likud, Nissim Vaturi.

Kerusuhan tersebut dikutuk oleh Menteri Pertahanan saat itu, Yoav Gallant, pimpinan militer, dan pejabat hukum, yang menyebut kejadian itu berbahaya dan melawan hukum. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mengkritik kekerasan yang terjadi.

Satu bulan kemudian, pada Agustus 2024, lima anggota cadangan secara resmi didakwa karena menganiaya tahanan tersebut, dan satu orang kemudian dihukum dan dipenjara berdasarkan kesepakatan pembelaan.

Mahkamah Agung terus mengkaji status hukum Sde Teiman, termasuk keputusan Israel untuk memblokir akses Palang Merah Internasional kepada para tahanan. Fasilitas tersebut tetap beroperasi namun berada di bawah pengawasan ketat.

MEMBACA  Saham Nike mencapai titik terendah dalam 5 tahun saat tarif dan kehati-hatian konsumen mengancam penjualan.

Kontribusi untuk laporan ini diberikan oleh Keshet Neev.