Penetapan ini terjadi saat Presiden AS Donald Trump berusaha menjalin hubungan yang lebih erat dengan pemerintah Pakistan.
Amerika Serikat meningkatkan tekanan terhadap Balochistan Liberation Army (BLA) yang berbasis di Pakistan, dengan mencapnya sebagai organisasi “teroris asing”.
Penetapan ini, diumumkan oleh Departemen Luar Negeri pada Senin, muncul setelah BLA, yang juga dikenal sebagai Majeed Brigade, ditetapkan sebagai organisasi “teroris global yang ditunjuk khusus” (SDGT) pada 2019.
Penetapan baru ini lebih berat dan terjadi di saat Presiden AS Donald Trump berupaya meningkatkan kontak dengan pemerintah Pakistan.
Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan langkah ini “menunjukkan komitmen Pemerintahan Trump dalam memerangi terorisme”.
“Penetapan teroris memainkan peran kritis dalam perjuangan kami melawan ancaman ini dan merupakan cara efektif untuk membatasi dukungan terhadap aktivitas teroris,” bunyi pernyataan tersebut.
BLA ditetapkan sebagai SDGT setelah serangkaian serangan pada 2019. Baru-baru ini, pada Maret tahun ini, kelompok separatis ini mengklaim bertanggung jawab atas pembajakan kereta dari Quetta ke Peshawar, yang menewaskan puluhan penumpang dan tentara.
Penetapan baru ini menjadikan setiap dukungan kepada kelompok tersebut sebagai kejahatan di AS, sementara penetapan sebelumnya hanya menarget sumber daya keuangan.
Balochistan adalah provinsi terbesar, namun paling sedikit penduduknya dan termiskin di Pakistan. Wilayah ini telah mengalami setidaknya lima pemberontakan separatis sejak pembentukan Pakistan pada 1947.
Gerakan terbaru dimulai awal 2000-an dan sejak itu memperluas fokusnya dari mengamankan sumber daya alam provinsi hingga menuntut kemerdekaan penuh.
Pendukung gerakan separatis menuduh pemerintah Pakistan mengeksploitasi sumber daya wilayah ini, sambil mengabaikan populasi 15 juta jiwa. Provinsi ini tetap penting untuk perdagangan, menjadi lokasi pelabuhan laut dalam di Gwadar, komponen kunci dalam rencana menghubungkan Tiongkok barat daya dengan Laut Arab melalui Pakistan.
Serangan BLA baru-baru ini semakin memanasakan ketegangan antara Pakistan dan India, dengan Islamabad menuduh New Delhi menyulut kekerasan. India membantah tuduhan tersebut.
Bulan lalu, pemerintahan Presiden AS Donald Trump juga menetapkan The Resistance Front (TRF), yang oleh Rubio disebut sebagai cabang dari Lashkar-e-Taiba (LeT) berbasis di Pakistan, sebagai kelompok “teroris asing” setelah serangan di Kashmir yang dikelola India pada April yang menewaskan 26 orang.
Trump kemudian mengklaim berada di balik gencatan senjata yang mengakhiri konflik militer singkat antara India dan Pakistan pada Mei, klaim yang ditolak India. Hubungan antara New Delhi dan Washington semakin memburuk akibat kampanye tarif Trump terhadap India.
Sementara itu, pada Juni, Trump menjamu Kepala Angkatan Darat Pakistan Asim Munir, yang dianggap sebagai salah satu orang paling berpengaruh di negar itu, untuk makan siang di Gedung Putih.
Pemerintahan Trump juga mencari investasi baru dengan Pakistan, dengan penekanan khusus pada sumber daya alam dan industri kripto yang masih berkembang di negara Asia Selatan itu.