Akropolis Ditutup Saat Yunani Dilanda Gelombang Panas Ekstrem | Berita Krisis Iklim

Cuaca panas ekstrem memaksa penutupan situs ikonik ini akibat peringatan cuaca buruk dan risiko kebakaran di seluruh negeri.

Yunani menutup Acropolis dan menghentikan pekerjaan luar ruangan di berbagai wilayah akibat gelombang panas yang mencapai suhu di atas 40°C (104°F), memicu peringatan kebakaran dan cuaca ekstrem di kawasan Balkan.

Kementerian Kebudayaan Yunani mengumumkan bahwa Acropolis berusia 2.500 tahun akan tetap ditutup hingga pukul 5 sore hari Selasa, “untuk keamanan pekerja dan pengunjung, karena suhu yang sangat tinggi.”

Situs bersejarah ini, yang terletak di atas Athena dengan sedikit naungan alami, biasanya menarik puluhan ribu wisatawan setiap harinya.

Ini adalah gelombang panas kedua yang parah di Yunani sejak akhir Juni. Meteorolog memprediksi suhu bisa mencapai 42°C (107.6°F) di beberapa daerah, sementara Athena menghadapi suhu hingga 38°C (100.4°F). Kondisi serupa diperkirakan berlanjut hingga Rabu.

Untuk melindungi pekerja yang terpapar matahari, Kementerian Tenaga Kerja Yunani memerintahkan penghentian aktivitas dari siang hingga pukul 5 sore di beberapa wilayah, termasuk pulau-pulau populer. Pembatasan ini berlaku untuk pekerjaan luar ruangan seperti konstruksi dan pengiriman makanan.

“Hari-hari dengan gelombang panas membuat pekerjaan saya lebih sulit,” kata kurir berusia 43 tahun Michalis Keskinidis kepada AFP. “Kami minum banyak air, menggunakan elektrolit, dan beristirahat sebisa mungkin.”

Gelombang Panas Melanda Balkan

Tahun lalu, Acropolis dikunjungi 4,5 juta orang—naik lebih dari 15% dari tahun sebelumnya—dan otoritas terpaksa menutup situs ini selama gelombang panas sebelumnya juga.

Bahaya kebakaran tetap menjadi perhatian utama. Pejabat perlindungan sipil mengeluarkan peringatan risiko tinggi untuk wilayah termasuk Athena, Yunani tengah, dan Peloponnese. Menurut perwira pemadam kebakaran senior Constantinos Tsigkas, petugas saat ini menangani hingga 50 kebakaran per hari.

MEMBACA  Reaksi Warga Hong Kong atas Kebakaran Mematikan di Kawasan Perumahan

Di bagian lain Balkan, cuaca ekstrem terus menghantam negara-negara tetangga. Di Serbia, meteorolog memperingatkan peningkatan risiko kebakaran setelah 620 kasus kebakaran dilaporkan pada Senin. Sementara itu, beberapa wilayah juga menghadapi ancaman hujan es dan angin kencang seperti badai.

Di Kroasia, badai melukai dua orang di Vinkovci ketika kabel listrik roboh ke sebuah rumah. Angin kencang dan hujan menyebabkan banjir di jalanan, menumbangkan pohon, dan memicu pemadaman listrik luas di Split, di mana sebuah feri terlepas dan menenggelamkan kapal wisata.

Hongaria dan Slovakia juga mengalami kerusakan akibat badai. Di Budapest, kecepatan angin mencapai 137 km/jam (85 mph), merobohkan kabel listrik dan pohon-pohon. Kementerian Transportasi Hongaria menyatakan kereta api mungkin butuh berminggu-minggu untuk beroperasi normal. Sementara itu, di Slovakia, angin kencang merusak atap bangunan dan mengganggu transportasi di wilayah timur.