Tonton: Jane Goodall bercerita pada BBC bagaimana dia mulai tertarik pada hewan
Dame Jane Goodall, seorang konservasionis dan pakar terkemuka dunia di bidang simpanse, telah meninggal dunia dalam usia 91 tahun.
Observasinya membantu mengungkapkan betapa eratnya kekerabatan manusia dengan simpanse. Ia juga bekerja tanpa lelah untuk berbagai proyek konservasi di seluruh dunia.
Menurut pernyataan dari Jane Goodall Institute, Dr. Goodall meninggal karena sebab alamiah saat sedang berada di California dalam sebuah tur bicara di AS.
Disebutkan bahwa penemuannya “telah merevolusi sains” dan bahwa ia adalah “advokat tak kenal lelah untuk perlindungan dan pemulihan dunia alami kita.”
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan berduka atas kepergian Dr. Goodall, dengan mengatakan bahwa ia “bekerja tanpa lelah untuk planet kita dan semua penghuninya, meninggalkan warisan luar biasa bagi kemanusiaan dan alam.”
Greenpeace menyatakan “sangat berduka” atas wafatnya, menyebutnya sebagai “salah satu raksasa konservasi sejati di masa kita.”
Rekan direktur eksekutifnya di Inggris, Will McCallum, berkata: “Warisan Dr. Goodall bukan hanya dalam sains tetapi juga dalam gerakan global yang ia bantu picu untuk melindungi alam dan memberikan harapan untuk dunia yang lebih baik.”
Ahli alam Chris Packham mengatakan kepada BBC bahwa ia menggolongkan Goodall sebagai salah satu pahlawannya, menyebutnya “revolusioner” dan “luar biasa.”
“Kehilangan seorang pahlawan di saat kita sangat membutuhkan semua pahlawan di garda depan untuk memperjuangkan kehidupan di bumi adalah sebuah tragedi.”
Dr. Jane Goodall mengamati seekor simpanse di Tanzania pada tahun 1987.
Lahir pada 1934 dan dibesarkan di London, Dr. Goodall mengatakan ia menjadi terpesona oleh hewan setelah membaca buku-buku seperti *The Story of Dr. Dolittle* dan *Tarzan*.
Ia bertemu dengan primatologis terkemuka, Prof. Louis Leakey, saat tinggal di sebuah peternakan milik teman di Kenya pada pertengahan usia dua puluhan. Meski tidak memiliki kualifikasi formal, Leakey melihat potensinya dan membantu mengatur perjalanan penelitian pertamanya ke hutan Tanzania pada 1960.
pada tahun itu, ia menjadi orang pertama yang mencatat kesaksian tentang hewan yang menggunakan alat – seekor simpanse jantan besar yang dinamainya David Greybeard, mengeluarkan rayap dari gundukan tanah dengan sebatang tongkat.
Sampai saat itu, dianggap hanya manusia yang memiliki kecerdasan cukup untuk melakukannya. Observasinya menantang pemikiran ilmiah konvensional selama bertahun-tahun dan membentuk masa depan sains evolusioner.
Karyanya diterbitkan di jurnal-jurnal terkemuka, dan pada 1965 ia menghiasi sampul depan National Geographic, memperkenalkan dunia pada kehidupan emosional dan sosial primata.
Ia tampil dalam ‘Miss Goodall and the World of Chimpanzees’, yang dinarasikan oleh Orson Welles dan pertama kali disiarkan pada 1965.
Ia mengungkapkan bahwa hewan-hewan tersebut membentuk ikatan keluarga yang kuat dan bahkan terlibat dalam peperangan memperebutkan wilayah. Ia tampil dalam film dokumenter televisi yang dinarasikan Orson Welles, yang memperlihatkannya bermain dan bergulat dengan bayi-bayi simpanse.
Pendekatannya – yang sangat dekat dengan hewan yang dipelajarinya, memberi mereka nama, bahkan menyebut mereka “teman-temanku” – pada saat itu dicemooh oleh beberapa ilmuwan, kebanyakan laki-laki. Ia mengambil gelar PhD berdasarkan temuan-temuannya, meski tidak memiliki gelar sarjana atau pelatihan ilmiah sebelumnya.
Setelah pengalamannya di lapangan, ia menjadi seorang aktivis, bekerja untuk membebaskan simpanse yang dipelihara di kebun binatang atau dalam kurungan untuk penelitian medis, dan kemudian mendesak aksi terhadap perubahan iklim di tengah-tengab kerusakan habitat yang meluas.
Ia berkata kepada BBC pada 2024: “Kita berada di tengah kepunahan massal keenam… semakin banyak yang bisa kita lakukan untuk memulihkan alam dan melindungi hutan yang ada, semakin baik.”
Ditanya apa yang membuatnya tetap termotivasi di usia senja, ia menjawab: “Tentunya orang-orang menginginkan masa depan untuk anak-anak mereka.”
Dr. Goodall mengadvokasi perlindungan simpanse, termasuk dalam sebuah kampanye oleh World Wildlife Fund pada 1985.
Jane Goodall Institute yang didirikannya pada 1977, bekerja untuk melindungi simpanse dan mendukung proyek-proyek yang bertujuan menguntungkan hewan dan lingkungan.
Dr. Goodall diangkat menjadi Dame pada 2003 dan menerima Presidential Medal of Freedom dari AS pada 2025.
Ia dikenal karena terus-menerus bepergian untuk pekerjaannya, dan mengatakan kepada surat kabar The Times pada 2022 bahwa ia belum pernah tidur di tempat tidur yang sama selama lebih dari tiga minggu sejak 1986.
Dr. Goodall bekerja hingga akhir hayatnya, diwawancarai di atas panggung di New York seminggu sebelum wafat. Ia seharusnya berbicara lagi di sebuah acara yang telah terjual habis pada 3 Oktober di California.