Adrian de Wet Bebas Setelah Menjadi Saksi Negara

Jaksa penuntut negara Afrika Selatan secara resmi mencabut dakwaan terhadap salah satu pekerja pertanian yang dituduh membunuh dua wanita kulit hitam dan memberikan tubuh mereka untuk dimakan babi.

Adrian de Wet adalah satu dari tiga pria yang menghadapi tuduhan pembunuhan setelah Maria Makgato (45) dan Lucia Ndlovu (34) tewas saat diduga mencari makanan di peternakan babi dekat Polokwane, Provinsi Limpopo utara, tahun lalu.

Mayat mereka kemudian dikabarkan diberikan ke hewan tersebut dalam upaya jelas untuk menghilangkan bukti.

De Wet (20) menjadi saksi negara saat persidangan dimulai Senin lalu dan menyatakan bahwa pemilik peternakan, Zachariah Johannes Olivier, yang menembak mati kedua wanita itu.

Menurut penuntutan dan pengacaranya, De Wet—seorang supervisor di peternakan—akan bersaksi bahwa ia dipaksa melemparkan mayat korban ke kandang babi dibawah tekanan.

William Musora (50), pekerja lain, merupakan terdakwa ketiga. Ia dan Olivier (60) belum mengajukan pembelaan dan tetap ditahan.

Pengacara De Wet menyatakan kliennya telah mengungkapkan dengan jujur kejadian pada malam Makgato dan Ndlovu dibunuh Agustus 2024.

Tak lama setelah persidangan ditunda Rabu lalu, ia keluar ruang sidang sebagai orang bebas dan segera dibawa pergi tim hukumnya, sementara Walter Makgato—saudara Maria—menangis di luar gedung pengadilan.

Ia mengatakan kepada BBC bahwa pembebasan salah satu tersangka berarti keadilan tidak akan ditegakkan.

De Wet akan berada dalam perlindungan negara hingga persidangan usai.

Kasus ini memicu kemarahan luas di Afrika Selatan dan memperburuk ketegangan rasial antara komunitas kulit hitam dan putih.

Situasi ini terutama kentara di pedesaan, meskipun sistem apartheid telah berakhir 30 tahun silam.

Sebagian besar lahan pertanian masih dikuasai minoritas kulit putih, sementara buruh tani—kebanyakan kulit hitam—digaji rendah, memicu kekecewaan di kalangan warga kulit hitam. Di sisi lain, banyak petani kulit putih mengeluh tingginya angka kriminalitas.

MEMBACA  Mali Membubarkan Semua Partai Politik setelah Tokoh Oposisi 'Ditangkap' | Berita Politik

Persidangan akan dilanjutkan pada 6 Oktober.

*(Typo: “Limpopo” menjadi “Limpopo”, “Augustus” seharusnya “Agustus”)*