Sekitar 50.000 orang berkumpul di pusat kota Berlin pada Sabtu (27/04) untuk memprotes aksi militer Israel di Jalur Gaza, menurut perkiraan polisi. Penggagas aksi memperkirakannya sebagai rally Gaza terbesar yang pernah ada di kota tersebut.
Demonstrasi “All Eyes on Gaza” dimulai di depan balai kota Berlin dan bergerak menuju Kolom Kemenangan (Siegessäule), sebuah monumen di taman Tiergarten ibu kota Jerman, tempat sebuah rapat akbar dijadwalkan berlangsung hingga malam hari.
Yel-yel “Palestina Merdeka” dan “Hidup solidaritas internasional” bergema di tengah kerumunan, sementara plakat-plakat bertuliskan “Gaza – Hentikan pembantaian,” “Tak pernah lagi untuk semua orang” dan “Kebebasan untuk Palestina.”
Protes ini digagas oleh sebuah aliansi yang terdiri dari sekitar 50 kelompok, termasuk organisasi pro-Palestina, Partai Die Linke, Medico International, dan Amnesty International. Tuntutan mereka mencakup penghentian langsung ekspor senjata Jerman ke Israel, akses kemanusiaan tanpa halangan ke Gaza, dan sanksi Uni Eropa terhadap Israel.
Polisi Berlin menyebutkan sekitar 1.800 petugas dikerahkan di seluruh penjuru kota.
Demonstrasi Gaza terbesar di Berlin sebelumnya menarik sekitar 50.000 peserta. Para penggagas aksi mengharapkan jumlah total peserta pada rally Sabtu lalu akan melampaui angka itu.
Rally tersebut juga akan menampilkan pertunjukan dari pemain biola Yahudi, Michael Barenboim, serta artis hip-hop Jerman K.I.Z. dan Pashanim.
Sementara demonstrasi utama berlangsung damai, polisi menyatakan mereka harus membubarkan sebuah rally yang lebih kecil dengan sekitar 1.200 orang di distrik Kreuzberg, Berlin, karena tindak pidana.
Beberapa partisipan yang tidak meninggalkan protes ditahan oleh polisi.
Tuduhan Genosida
Para penggagas demonstrasi “All Eyes on Gaza” menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina.
Barenboim, salah satu inisiator protes dan konzertmeister dari West-Eastern Divan Orchestra yang didirikan oleh ayahnya, Daniel Barenboim, menggemakan tuduhan tersebut.
“‘All Eyes on Gaza’ bertujuan untuk membuat protes terhadap genosida di Gaza terlihat di jalanan,” katanya kepada penyiar Berlin rbb24. “Saya tidak menganggapnya sebagai deskripsi yang dramatis, karena istilah itulah yang digunakan oleh hampir semua organisasi hak asasi manusia dan hampir semua ahli.”
“Mencegah dan menghukum genosida adalah kewajiban kita semua,” ujarnya.
Pemimpin Partai Die Linke, Ines Schwerdtner, menyampaikan pidato singkat di awal demonstrasi, di mana ia mengkritik kelambanan pemerintah Jerman.
“Sang kanselir dan menteri-menteri berbicara, tetapi mereka tidak bertindak,” katanya.
“Mereka berbicara tentang ‘alasan negara’ sementara rumah sakit-rumah sakit rata dengan tanah. Mereka bungkam tentang genosida – dan membuat diri mereka sendiri terlibat,” tambahnya.
Schwerdtner menekankan bahwa kritiknya ditujukan kepada pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. “Tetapi solidaritas kami adalah untuk rakyat – di Palestina dan di Israel – yang menentang pemerintah sayap kanan ekstrem itu,” katanya, seraya menyerukan “pembebasan para sandera dan semua tahanan politik.”
Konflik Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023 dengan serangan besar-besaran oleh Hamas dan kelompok-kelompok militan lainnya ke Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih dari 250 diculik serta dibawa ke Gaza.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, yang dikendalikan oleh Hamas, lebih dari 65.500 warga Palestina telah tewas. Angka tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Sebuah penyelidikan independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka telah menemukan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Badan-badan PBB juga menyatakan bahwa banyak penduduk Gaza mengalami kelaparan.
Pemerintah Israel dengan tegas menolak tuduhan genosida, dengan menyatakan bahwa mereka melakukan perang untuk membela diri dan sesuai dengan hukum internasional.
Pemerintah Israel juga menyatakan bahwa pasokan makanan yang cukup telah dibawa ke Jalur Gaza dan menuduh militan Hamas mengalihkan bantuan kemanusiaan.
Ribuan Orang Berkumpul di Düsseldorf
Beberapa ribu orang juga berkumpul di Düsseldorf, Jerman barat, untuk mendukung warga Palestina.
Polisi setempat mengerahkan kontingen petugas yang besar, namun seorang juru bicara mengatakan pada sore hari bahwa acara tersebut berlangsung damai.
Rute pawai berjalan dari stasiun kereta api utama melintasi pusat kota. Sejumlah peserta tiba di Düsseldorf dengan bus dari bagian lain Jerman.
Demonstrasi yang diorganisir oleh sebuah aliansi aksi ini berlangsung dengan slogan: “Kami tidak akan melupakan Gaza – Kebebasan untuk Palestina dan semua bangsa yang tertindas.”
Pendemo pro-Palestina berkumpul di depan Balai Kota Merah Berlin untuk memprotes perang di Gaza. Annette Riedl/dpa
Orang-orang mengibarkan bendera Palestina selama demonstrasi pro-Palestina di Berlin. Annette Riedl/dpa