Dua puluh empat orang terluka dalam dua serangan drone Israel di selatan Lebanon, kata Kementerian Kesehatan Lebanon pada Selasa.
Dua puluh orang terluka dalam serangan Israel di kota pasar Nabatiyeh, sementara empat orang lain terluka ketika desa Zawter diserang, kata kementerian.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “pesawat IAF menyerang truk Hezbollah dan kendaraan tambahan yang mengangkut senjata di daerah Chaqif dan Nabatieh di selatan Lebanon.”
Truk dan kendaraan kedua tersebut diserang setelah dimonitor oleh militer Israel “saat transfer senjata,” katanya.
“IDF bertekad untuk terus beroperasi sesuai dengan pemahaman antara Israel dan Lebanon, meskipun upaya Hezbollah untuk kembali ke selatan Lebanon, dan akan bertindak melawan setiap ancaman yang ditimbulkan bagi negara Israel dan warganya,” tambah militer tersebut.
Serangan itu terjadi setelah Gedung Putih mengumumkan pada hari Minggu bahwa perjanjian gencatan senjata antara Israel dan milisi Syiah Hezbollah Lebanon yang dicapai pada November telah diperpanjang hingga 18 Februari.
Menurut kesepakatan itu, tentara Lebanon bertugas untuk mengamankan bagian selatan negara tersebut.
Sementara itu, Hezbollah diwajibkan untuk mundur ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan selatan.
Menurut saksi mata, ledakan keras terdengar di Nabatiyeh, yang terletak di utara Sungai Litani.
Saluran televisi Al Manar yang dikelola Hezbollah mengatakan serangan tersebut mengenai lingkungan Al-Deir di Nabatiyeh bagian atas.
Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati dengan tegas mengutuk dua serangan Israel tersebut.
“Agresi ini merupakan pelanggaran tambahan terhadap kedaulatan Lebanon dan pelanggaran nyata terhadap perjanjian gencatan senjata dan ketentuan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701,” kata Mikati.
Dia menambahkan bahwa dia menghubungi kepala komite pemantauan gencatan senjata, Jenderal AS Jasper Jeffers, menuntut sikap tegas untuk memastikan Israel melaksanakan kewajibannya sesuai hukum internasional.
Tegangan kembali meningkat di perbatasan antara Lebanon dan Israel setelah batas waktu berakhir pada hari Minggu bagi pasukan Israel untuk mundur dari Lebanon sebagai bagian dari kesepakatan.
Juga pada hari Selasa, komando tentara Lebanon mengatakan bahwa pasukan Israel telah membuka tembakan kepada personel tentara dan warga di jalan Yaroun-Maroun al-Ras, melukai satu prajurit dan tiga warga.
Insiden itu terjadi saat tentara mengawal warga yang kembali ke kota-kota perbatasan selatan, katanya.
Sementara itu, Perdana Menteri Mikati mengatakan Israel telah membebaskan sembilan tahanan Lebanon yang ditahan selama perang di selatan Lebanon.
Perdana Menteri itu berterima kasih kepada Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan meminta agar ICRC berkerja untuk pembebasan sembilan tahanan yang tersisa.
Sumber terdekat dengan gerakan Hezbollah mengatakan bahwa tujuh pejuang kelompok tersebut telah ditawan oleh pasukan Israel selama perang di Lebanon.