Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Komunitas (CBNRM) merupakan pendekatan yang memberdayakan masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan konservasi sumber daya alamnya. Hal ini mengakui peran penting masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan dan bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhan mereka dengan pelestarian sumber daya alam dalam jangka panjang.
Pada intinya, CBNRM menyadari bahwa masyarakat lokal memiliki pemahaman yang mendalam tentang lingkungan alam mereka, dan keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan dapat menghasilkan pengelolaan sumber daya yang lebih efektif dan berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat dalam tata kelola dan pengelolaan sumber daya alam, CBNRM meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab, sehingga menghasilkan hasil konservasi yang lebih baik.
Salah satu prinsip utama CBNRM adalah pengakuan hak-hak masyarakat dan distribusi manfaat yang adil. Dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk bersuara mengenai bagaimana sumber daya alam digunakan dan dikelola, CBNRM mendorong keadilan sosial dan pemberdayaan ekonomi. Pendekatan ini juga memupuk kemitraan antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan anggota masyarakat, untuk memastikan bahwa proses pengambilan keputusan bersifat inklusif dan partisipatif.
CBNRM telah berhasil diterapkan di berbagai belahan dunia, mulai dari masyarakat pesisir di Asia Tenggara hingga masyarakat adat di Afrika dan Amerika Latin. Dalam banyak kasus, hal ini telah menghasilkan peningkatan penghidupan, peningkatan konservasi keanekaragaman hayati, dan peningkatan ketahanan terhadap tantangan lingkungan.
Salah satu kisah sukses CBNRM yang menonjol adalah program konservasi di Namibia. Pada tahun 1990-an, Namibia menghadapi tantangan terkait konservasi satwa liar dan pembangunan pedesaan. Pemerintah memperkenalkan undang-undang yang memberikan hak kepada masyarakat lokal untuk mengelola dan mengambil manfaat dari sumber daya satwa liar. Hasilnya, muncullah konservasi masyarakat, yang memungkinkan masyarakat lokal memperoleh pendapatan dari pariwisata dan perburuan trofi. Saat ini, program konservasi Namibia dikenal luas karena dampak positifnya terhadap konservasi dan pembangunan pedesaan.
CBNRM juga mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan dengan memasukkan pengetahuan dan praktik tradisional ke dalam strategi pengelolaan. Masyarakat adat, misalnya, memiliki pemahaman mendalam tentang ekosistem mereka dan telah mengembangkan praktik-praktik berkelanjutan dari generasi ke generasi. Dengan mengintegrasikan pengetahuan tradisional dengan ilmu pengetahuan modern, CBNRM memastikan bahwa pendekatan pengelolaan sesuai dengan kondisi lokal dan ramah lingkungan.
Namun penerapan CBNRM bukannya tanpa tantangan. Hal ini memerlukan peningkatan kapasitas di tingkat masyarakat, pembentukan struktur tata kelola yang efektif, dan penanganan dinamika kekuasaan dalam masyarakat. Selain itu, konflik mungkin timbul antara pemangku kepentingan yang berbeda dengan kepentingan yang bersaing. Penting untuk memfasilitasi dialog, mendorong transparansi, dan menetapkan peraturan dan regulasi yang jelas untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.
Kesimpulannya, Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat adalah pendekatan ampuh yang mengakui pentingnya masyarakat lokal dalam pembangunan berkelanjutan dan konservasi. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, mendorong manfaat yang adil, dan menggabungkan pengetahuan tradisional, CBNRM memberdayakan masyarakat untuk menjadi pengelola sumber daya alam mereka. Meskipun terdapat tantangan, keberhasilan inisiatif CBNRM di seluruh dunia menunjukkan potensinya dalam menciptakan perubahan positif dan menjamin masa depan yang lebih berkelanjutan.