Turun 24%, Haruskah Anda Membeli Saat Harga Anjlok di BigBear.ai?

Harga saham perusahaan turun karena kesulitan meningkatkan pendapatan.

Perusahaan ini tidak untung meski sudah berganti-ganti CEO.

Pasar analitik kecerdasan buatan (AI) tetap menjanjikan.

10 saham yg lebih bagus dari BigBear.ai ›

Banyak perusahaan jasa AI mengalami kenaikan harga saham dalam beberapa tahun terakhir. BigBear.ai (NYSE: BBAI) juga ikut naik karena sentimen pasar, meski harganya sering berubah-ubah.

Harga sahamnya melonjak 142% dalam 12 bulan terakhir, jauh lebih tinggi dari S&P 500 yg hanya naik 11%. Tapi, saham ini juga turun 24% dalam 3 bulan terakhir.

Beberapa investor mungkin berpikir ini saat yg tepat buat beli saham BigBear.ai, tapi ada 3 alasan kenapa sebaiknya dihindari dulu.

Perusahaan kecil di pasar AI seharusnya tumbuh cepat. Tapi, pendapatan BigBear.ai cuma naik 5% jadi $34,8 juta di kuartal terakhir.

Tahun 2023, pendapatannya datar, dan cuma naik 2% di 2024. Manajemen memperkirakan kenaikan 7% tahun ini.

Ini pertumbuhan yg lambat untuk perusahaan AI. Bandingkan dengan Palantir Technologies yg pendapatannya naik 29% jadi $2,9 miliar tahun lalu.

BigBear.ai rugi $7 juta di kuartal pertama, lebih buruk dari rugi $1,6 juta tahun lalu. Biaya R&D dan SG&A terus naik, melebihi pendapatan.

Perusahaan ini sudah ganti CEO 3 kali sejak go public di 2021. CEO sekarang, Kevin McAleenan, baru mulai Januari lalu. Beberapa investor berharap dia bisa dapat kontrak pemerintah, tapi yg lebih penting adalah stabilitas kepemimpinan.

Dengan pertumbuhan lambat, rugi terus-menerus, dan sering ganti CEO, saham ini bukan pilihan yg bagus sekarang.

Sebelum beli saham BigBear.ai, pertimbangkan ini:

Tim analis Motley Fool Stock Advisor memilih 10 saham terbaik untuk dibeli sekarang, dan BigBear.ai tidak termasuk.

MEMBACA  Penyimpanan Cloud Aman Internxt: Dapatkan Lisensi Seumur Hidup 20TB dengan Harga $499.99

Contohnya, saham Netflix di 2004 bisa menghasilkan $651.049 dari investasi $1.000. Begitu juga Nvidia di 2005, bisa jadi $828.224.

Stock Advisor punya rata-rata return 979%, jauh lebih tinggi dari S&P 500 yg cuma 171%.

Lihat 10 sahamnya »

*Data return per 19 Mei 2025

Chris Neiger tidak memegang saham ini. Motley Fool punya saham Palantir Technologies.

Artikel ini awalnya diterbitkan oleh The Motley Fool.