Beijing dan Brussels sedang mengambil “langkah pertama” menuju penyelesaian sengketa perdagangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan mengenai mobil listrik China dengan pembicaraan baru, setelah Uni Eropa memberlakukan tarif tambahan hingga 38,1% yang mulai berlaku pada 4 Juli.
Uni Eropa dan China akan memulai pembicaraan mengenai tarif mobil listrik, menyusul pertemuan konferensi video antara Menteri Perdagangan China Wang Wentao dan Komisaris Perdagangan Uni Eropa Valdis Dombrovskis pada hari Sabtu, menurut pernyataan dari kementerian perdagangan. Pernyataan tersebut tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai kapan pembicaraan akan dimulai.
Pengumuman ini terjadi selama kunjungan tiga hari Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck ke China, yang merupakan kunjungan pertama oleh seorang pemimpin senior Eropa sejak tarif tersebut diumumkan awal bulan ini. Dalam komentar pada hari Sabtu, Habeck menyebut pembicaraan yang direncanakan sebagai “langkah pertama,” dengan banyak langkah lain yang diperlukan untuk mendekatkan kedua belah pihak.
Wang bertemu dengan Habeck pada hari Sabtu dan menyatakan ketidakpuasan Beijing kepada menteri Jerman tersebut, menurut pernyataan kementerian perdagangan China.
Media negara China sudah merayakan pengumuman pembicaraan, dengan media milik negara Global Times menyebutnya sebagai bukti “kesungguhan maksimal” Beijing dalam mencoba menyelesaikan sengketa perdagangan melalui negosiasi.
Pembicaraan tersebut bisa menjadi tanda selamat datang bahwa kedua belah pihak terbuka untuk diskusi. “Kedua pihak mengambil sikap terbuka, yang kemungkinan menunjukkan bahwa produsen mobil China mungkin akan dikenai tarif lebih rendah dari yang sebelumnya diumumkan,” kata Vincent Sun, seorang analis ekuitas di Morningstar. Sun juga mencatat bahwa tarif juga mempengaruhi mobil buatan China dari perusahaan Eropa, seperti BMW.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Brussels memulai penyelidikan anti-subsidi terhadap mobil listrik buatan China untuk menentukan apakah mereka mendapat manfaat tidak adil dari dukungan pemerintah China.
Di sisi lain, Beijing mengecam penyelidikan tersebut sebagai “perilaku proteksionis,” dan mengabaikan sektor mobil listrik China yang sangat kompetitif.
Jerman telah mengkritik keputusan UE untuk meningkatkan tarif setelah penyelidikan anti-subsidi (yang didukung terutama oleh Prancis). Kanselir Jerman Olaf Scholz telah berusaha untuk meminimalkan skala tarif tersebut, menurut Financial Times dan Politico. Menteri transportasi Jerman Volker Wissing juga memperingatkan bahwa peningkatan tarif tersebut bisa membahayakan “perang dagang” dengan China.
Asosiasi Industri Otomotif Jerman juga telah memperingatkan bahwa kerusakan potensial dari tarif tersebut bisa lebih besar dari manfaat yang didapat.
Jerman, ekonomi terbesar di UE, memiliki hubungan perdagangan yang luas dengan China. Ekonomi Asia tersebut menyumbang hampir sepertiga penjualan industri otomotif Jerman tahun lalu. China juga menjadi mitra perdagangan terbesar Jerman selama satu dekade hingga Amerika Serikat melampaui pada tahun ini.
Potensi perang dagang China-UE
Baik China maupun UE telah meningkatkan ancaman perdagangan satu sama lain dalam beberapa bulan terakhir sejak penyelidikan anti-subsidi pada bulan Oktober.
China pertama-tama meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap brendi Eropa pada bulan Januari, kemudian diikuti dengan penyelidikan terhadap daging babi Eropa minggu lalu.
Produsen mobil China juga dilaporkan meminta Beijing untuk memberlakukan tarif balasan pada mobil bensin Eropa yang masuk ke China.
Dari pihaknya, UE saat ini sedang menyelidiki dukungan pemerintah China di industri seperti turbin angin dan alat medis.
Tarif mobil listrik yang diumumkan Eropa sudah mengancam untuk mengubah perilaku produsen mobil listrik China. Lebih dari 80% perusahaan rantai industri dan kendaraan China kurang percaya diri untuk berinvestasi di Eropa dalam waktu dekat, menurut survei terbaru oleh Kamar Dagang China ke UE dan Layanan Informasi Ekonomi China.