Maskapai unggulan Dubai, Emirates, baru saja meresmikan kemitraan pembayaran kripto terbesar dalam sejarah penerbangan, menurut Arabian Post. Mereka bekerja sama dengan Crypto.com, memungkinkan penumpang membeli tiket menggunakan mata uang digital tahun depan. Ini bukan cuma soal bayar liburan pakai Bitcoin—tapi langkah strategis untuk masa depan uang.
Emirates dan Crypto.com menandatangani MoU (Nota Kesepahaman) yang lebih dari sekadar pembayaran. Sistem booking Emirates akan terintegrasi langsung dengan Crypto.com Pay, menciptakan alur pembayaran kripto yang lancar. Kesepakatan ini ditandatangani di hadapan Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, CEO Emirates, menunjukkan dukungan penuh dari puncak manajemen.
Timing-nya tidak kebetulan. Emirates mengejar penumpang muda yang melek teknologi dan menganggap metode pembayaran tradisional sudah ketinggalan zaman. Wakil Presiden Adnan Kazim menekankan komitmen maskapai untuk “memenuhi preferensi pelanggan yang berubah”—istilah korporat untuk mengakui bahwa generasi muda mendorong adopsi kripto dalam belanja.
Kemitraan ini adalah bagian dari revolusi finansial di UAE. Dubai menarik investasi kripto sekitar $34 miliar antara Juli 2023-Juni 2024—angka yang bikin negara kecil iri. Dubai sudah menyiapkan regulasi yang mendukung inovasi blockchain sekaligus melindungi investor.
Berbeda dengan negara lain yang masih kacau soal kripto, Dubai punya pendekatan terstruktur. Regulasi jelas memungkinkan perusahaan besar seperti Emirates mengadopsi mata uang digital tanpa rasa khawatir. Ini bukan cuma ikut-ikutan, tapi persiapan untuk ekonomi pasca-tunai.
Bagi penumpang, manfaatnya langsung terasa. Tahun depan, mereka bisa bayar tiket Emirates dengan kripto lewat Crypto.com Pay. Sistem ini akan menghilangkan biaya bank, keterlambatan transaksi lintas negara, dan masalah konversi mata uang yang sering ganggu perjalanan internasional.
Tapi ini lebih dari sekadar pembayaran. COO Crypto.com, Eric Anziani, menyebut kemitraan ini sebagai “katalis untuk adopsi kripto yang lebih luas di keuangan konsumen.” Artinya: kalau bisa beli tiket ke Dubai pakai Bitcoin, kenapa nggak buat kopi pagi?
Emirates tidak sembarangan terjun ke kripto. Mereka memastikan integrasi ini memenuhi standar keamanan dan kepatuhan tertinggi—menjawab kekhawatiran soal volatilitas dan keamanan kripto. Pendekatan ini mirip dengan kerja sama sebelumnya dengan American Express Middle East, menunjukkan inovasi finansial yang terencana.
Kemitraan juga mencakup kampanye edukasi untuk pelanggan tentang pembayaran kripto. Ini penting karena meski adopsi kripto tumbuh, penggunaan aktual masih terbatas karena kurangnya pemahaman dan kekhawatiran keamanan.
Bagi pasar finansial, ini adalah tonggak penting dalam adopsi kripto oleh institusi. Ketika maskapai besar seperti Emirates—yang mengangkut lebih dari 51 juta penumpang tahun 2023—menerima kripto, artinya kripto semakin diterima di arus utama, bukan cuma untuk spekulasi.
Langkah ini juga memposisikan Dubai sebagai pesaing serius bagi pusat finansial tradisional. Sementara New York dan London masih debat regulasi kripto, Dubai sudah mengintegrasikan mata uang digital ke infrastruktur ekonominya. Bagi investor, ini pertanda negara-negara Teluk bersiap untuk fase baru keuangan global.
Emirates tidak sekadar mencari kepraktisan—tapi mempersiapkan diri untuk masa depan di mana kripto menjadi umum seperti kartu kredit. Entah bayar pakai Bitcoin atau beli tiket biasa, pesannya jelas: masa depan pembayaran perjalanan sudah lepas landas.