Perplexity, perusahan AI yg sedang naik daun, menawar $34.5 miliar untuk browser Chrome milik Google, menurut The Wall Street Journal. Tawaran ini jauh lebih tinggi dari valuasi Perplexity sendiri yg hanya $18 miliar dan muncul di saat penting buat kedua perusahaan: Perplexity baru meluncurkan browser pencarian AI bernama Comet bulan lalu, langkah jelas buat bersaing dgn Google Chrome. Sementara itu, nasib Google sendiri tidak pasti karena hakim federal masih mempertimbangkan hukuman setelah keputusan tahun 2024 yg menyatakan Google memonopoli pasar pencarian secara ilegal.
Perplexity bilang dalam pernyataan ke Journal bahwa tawarannya “dirancang untuk memenuhi solusi antimonopoli yg paling menguntungkan publik dgn menyerahkan Chrome ke operator independen yg kompeten.”
Kasus antimonopoli Departemen Kehakiman AS vs Google, yg dimulai 2020, menuduh Google menekan persaingan secara tidak adil dgn mengunci perjanjian pencarian default di perangkat dan browser. Tahun lalu, Hakim Amit Mehta memutuskan Google benar-benar memonopoli pasar pencarian. Salah satu solusi yg diusulkan adalah memaksa Google menjual Chrome, browser yg dipakai miliaran orang dan menguasai lebih dari 60% pasar global.
Chrome bukan cuma browser biasa – ini alat strategis yg menghubungkan pengguna ke Google Search dan mengumpulkan data buat mesin iklan Google senilai $2 triliun. Dengan 3.5 miliar pengguna, Chrome sangat penting buat pengumpulan data dan penempatan mesin pencari default. Departemen Kehakiman AS merekomendasikan penjualan Chrome sebagai solusi buat Google.
CEO DuckDuckGo, Gabriel Weinberg, pernah bersaksi di pengadilan bahwa Chrome bisa bernilai lebih dari $50 miliar. Beberapa analis memperkirakan nilainya sekitar $20 miliar. Tawaran Perplexity sebesar $34.5 miliar ada di tengah range tersebut.
Alasan Perplexity
Perplexity, yg dulu startup kecil tahun 2022, sekarang bernilai $18 miliar dgn 30 juta pengguna aktif bulanan dan pendapatan $150 juta per tahun. Produk utamanya adalah mesin pencari AI yg bisa kasih sumber referensi, bersaing langsung dgn mesin pencari tradisional dan asisten AI seperti ChatGPT. Perplexity didukung investor besar seperti Nvidia, SoftBank, dan Jeff Bezos. Beberapa analis menyarankan Apple harus beli Perplexity buat perkuat portofolio AI mereka.
Perplexity juga sudah punya browser AI sendiri bernama Comet yg bisa rangkum halaman web, kelola tab, jawab pertanyaan, dan otomatiskan tugas seperti belanja online. Comet gabungkan pemrosesan lokal dan model berbasis cloud seperti GPT-4o. CEO Perplexity bilang di LinkedIn Comet itu “sistem operasi kognitif”.
Dalam surat ke CEO Alphabet Sundar Pichai, Perplexity janji akan pertahankan Chromium (dasar open-source Chrome) dan jadikan Google sebagai mesin pencari default di Chrome, meski pengguna bisa ganti dengan mudah.
Google sebelumnya menolak penjualan paksa Chrome. CEO Sundar Pichai bilang ini akan ganggu inovasi Google dan ancam privasi pengguna. Google usulkan solusi lain seperti ubah perjanjian eksklusif dgn Apple dan Mozilla.
Perplexity dan Google belum beri komentar ke Fortune.
Fortune pakai AI generatif buat bantu nulis draft awal artikel ini. Editor memverifikasi keakuratan info sebelum publikasi.
Introducing the 2025 Fortune Global 500, ranking perusahaan terbesar di dunia. Lihat daftarnya.