Tetap update dengan info gratis
Daftar aja ke Sovereign bonds myFT Digest – dikirim langsung ke email kamu.
Suku bunga, baik riil maupun nominal, untuk aset aman jangka panjang mungkin harga paling penting di ekonomi kapitalis. Ini nunjukin kepercayaan pada pemerintah dan ekonomi. Beberapa tahun terakhir, harga ini udah normal lagi. Era suku bunga ultra-rendah yang mulai tahun 2007-09, waktu krisis keuangan, kayaknya udah berakhir. Era normal kayaknya balik lagi. Hore! Tapi dunia gak keliatan banget "normal". Apa kita harus nunggu guncangan besar baru?
Pemerintah Inggris udah terbitin index-linked gilts sejak 1980-an. Sejarah imbal hasilnya kasih kita tiga cerita besar soal evolusi suku bunga riil selama 40 tahun. Pertama, penurunan besar jangka panjang. Di tahun 1980-an, imbal hasil 10-year index-linked gilts sekitar 4%. Pas pandemi dan sesudahnya, turun sampai minus 3%. Total perubahannya 7 poin persentase. Cerita kedua, bagaimana krisis ekonomi pasca-krisis keuangan bikin suku bunga riil negatif lama banget. Ketiga, kenaikan cepat imbal hasil ini jadi sekitar 1,5% sejak awal 2022. Periode panjang penurunan suku bunga riil yang berujung ke angka negatif kayaknya udah selesai. Kita sekarang di dunia baru yang lebih normal.
Data imbal hasil 10-year US Treasury inflation-protected securities (Tips) kasih gambaran mirip, tapi datanya cuma ada sejak awal 2000-an. Dari 2013, dua seri ini beda, dengan imbal hasil AS umumnya lebih tinggi. Perbedaannya mungkin karena regulasi pensiun di Inggris, yang efeknya nge-tekan skema pensiun. Suku bunga riil Tips juga naik tajem dari titik terendah pas pandemi, tapi gak sebesar index-linked gilts. Hasilnya, angka ini nyatu. Sekarang, imbal hasil Tips sekitar 2% dan index-linked gilts deket 1,5%.
Level ini juga mirip sama sebelum krisis keuangan. Dalam hal ini, kita udah "kembali normal". Tapi kalau lihat lebih jauh ke masa lalu, imbal hasil index-linked Inggris sekarang masih rendah banget: di 1980-an, angkanya lebih tinggi 2 poin persentase dibanding sekarang.
Gak ada krisis yang keliatan dari angka-angka ini. Pasar aset aman gak teriak "default bakal datang". Mereka juga gak bilang "hiperinflasi (atau inflasi tinggi) bakal datang".
Cara sederhana liat inflasi itu pake "break-even" inflation rates, yaitu selisih antara imbal hasil index-linked dan utang biasa dengan jatuh tempo sama. Di AS, selisihnya sekitar 2,3%, hampir sama dengan rata-rata 2,1% sejak Januari 2003. Di Inggris, 3,3%, hampir sama dengan rata-rata pasca-2000 sebesar 3%. Mengingat guncangan inflasi belakangan, kenaikan selisih ini kecil banget. Pasar keliatan sangat yakin target inflasi bakal tercapai dalam 10 tahun.
Cerita imbal hasil obligasi biasa di negara berpenghasilan tinggi lain mirip sama AS dan Inggris, bahkan lebih baik. Dari 1 Januari 2021 sampe 28 Mei 2025, imbal hasil obligasi nominal 10 tahun naik 4,5 poin persentase jadi 4,7% di Inggris, 3,6 poin jadi 3,2% di Prancis, 3,6 poin jadi 4,5% di AS, 3,1 poin jadi 2,5% di Jerman, 3 poin jadi 3,6% di Italia, dan 1,5 poin jadi 1,5% di Jepang. Level ini modest dibanding standar pra-2008. Jadi, penurunan tajam kayaknya gak mungkin tanpa guncangan negatif besar ke produksi. Sekarang, setidaknya dunia suku bunga ultra-rendah 2008-21 kayaknya udah berakhir.
Apa guncangan besar lain mungkin? Iya. Kebijakan pemerintahan Trump yang kacau bisa bikin kaget semangat investor dan investasi. Ramalan pertumbuhan AS buat 2025 juga turun cepat. Mungkin penghinaan bakal bikin Trump buktiin yang Robert Armstrong sebut "Taco trade" (Trump Always Chickens Out). Lagi pula, utang tinggi banget dibanding sejarah, dengan rasio utang sektor publik ke GDP di negara kaya nyaris sama kayak 1945. AS juga mulai deregulasi keuangan di saat leverage tinggi dan risiko finansial besar. Mereka juga terus nerapin defisit fiskal tinggi sambil serang krediturnya lewat kebijakan perdagangan dan fiskal.
Bahkan normalisasi suku bunga setelah periode ultra-rendah yang panjang bisa berbahaya. Salah satu masalah jelas adalah "equity risk premium", yang bisa diukur dari selisih antara imbal hasil saham AS (kebalikan dari "price/earnings ratio") dan suku bunga riil. Terakhir kali selisihnya serendah sekarang itu Juni 2007. Gak nyaman banget mikirin itu.
Seperti Paul Krugman bilang, proses kebijakan di AS sekarang sembrono. Suatu saat, orang penting mungkin bakal putusin AS gak bisa dipercaya lagi. Orang-orang itu mungkin termasuk orang AS sendiri. Kalau gitu, bisa ada krisis besar, kali ini dengan modal lari dari AS, bukan masuk.
Dengan semua kerapuhan ini, guncangan resesi atau inflasi – atau bahkan keduanya – masuk akal. Imbal hasil instrumen finansial paling penting udah normal. Tapi zaman sekarang gak normal di banyak hal. Realitas mungkin benerin harga ini, atau malah ngancurin mereka. Either way, realitas atau imbal hasil ini harus berubah.
Ikuti Martin Wolf di myFT dan X.