Stellantis NV perkirakan akan terkena dampak tarif sekitar €1,2 miliar ($1,4 miliar) di paruh kedua tahun ini. Produsen mobil Jeep dan Fiat ini mengumumkan panduan keuangan setelah kesepakatan dagang Uni Eropa dengan AS.
Perusahaan memperkirakan margin pendapatan operasional disesuaikan rendah-satu digit untuk paruh kedua tahun ini. Sebelumnya, Stellantis memprediksi margin tengah-satu digit tapi dibatalkan April lalu karena masalah tarif. Awal bulan ini, mereka juga melaporkan kerugian bersih €2,3 miliar akibat perang dagang.
CEO baru Antonio Filosa sedang menangani perubahan pasar otomotif dan kesalahan perusahaan. Kebijakan dagang Donald Trump menaikkan biaya dan mengganggu rantai pasok, sementara produsen China seperti BYD masuk ke pasar Eropa yang stagnan.
Masalah terbesar Stellantis ada di Amerika Utara, dulu pusat profit, di mana pengirimannya turun 25% di kuartal kedua. Tarif menambah biaya dan menekan pendapatan. Mereka juga kehilangan produksi di Kanada dan Meksiko.
Saham Stellantis turun 4,1% di Milan dan sudah anjlok 37% tahun ini. Pendapatan juga menurun di Eropa, Amerika Utara, Timur Tengah, dan Afrika, tapi naik di Amerika Selatan karena permintaan di Argentina.
Filosa juga harus mengatasi kelebihan kapasitas di Eropa dan memperbaiki merek seperti Maserati yang marginnya minus 38%. Analis HSBC mengatakan perusahaan perlu menyesuaikan biaya tapi khawatir pemotongan terlalu dalam.
Stellantis berharap model baru seperti Jeep Cherokee hybrid dan Dodge Charger Sixpack bisa tingkatkan penjualan. Mereka sudah rugi €300 juta akibat tarif AS di paruh pertama tahun ini. CFO Doug Ostermann memperingatkan dampak akan lebih besar di paruh kedua. Filosa akan berbicara dengan analis hari ini.