Modal ventura itu tentang mengganggu model bisnis yang udah ada, tapi sekarang malah VC sendiri yang kena ganggu. Penyebabnya AI, yang bikin waktu dan biaya buat bikin startup jadi lebih murah. Ada yang prediksi bakal ada banyak VC yang tutup. 10 taun lalu, pengusaha yang mau bikin aplikasi kencan butuh jutaan dolar dan tahunan buat ngembangin sebelum bisa diluncurin, kata Sam Tidswell-Norrish, anggota pendiri senior Motive Partners yang udah keluar dari perusahaan private equity itu Desember lalu. Sekarang, founder yang sama bisa rapat di Zoom sama tim dan selesaiin aplikasinya dalam sehari.
“Bisnis yang butuh modal besar udah gak ada lagi,” kata Tidswell-Norrish, yang baru luncurin OPUS, platform komunitas profesional.
Ben Savage, partner di Clocktower Ventures, setuju AI ubah industri VC. “Perusahaan sekarang bisa berkembang dengan tim yang lebih kecil dibanding dulu,” kata Savage. “Pasti bakal ada lebih banyak perusahaan efisien.”
Jay Reinemann, general partner Propel Venture Partners, juga setuju AI bikin startup lebih efisien, meski menurutnya bikin aplikasi “kurang dari sehari” itu berlebihan dan cuma mungkin buat model bisnis sederhana. “Founder di tahap seed yang pake AI bisa lebih cepat sampai ke product market fit,” kata Reinemann.
Masalah besar buat modal ventura?
Efisiensi karena AI berarti perusahaan gak butuh banyak putaran pendanaan, kata Tidswell-Norrish dari OPUS. Dalam 5 tahun ke depan, founder mungkin cuma butuh satu putaran pendanaan lalu langsung profit. Ini artinya VC bakal saingan ketat buat dapet alokasi yang lebih sedikit dan harus cari perusahaan lebih awal, katanya. “Dapetin perusahaan lebih cepat jadi lebih penting. VC harus mulai main di tahap pre-seed dan seed.”
Perubahan ini bikin dunia VC lebih kompetitif, tapi kabar tentang matinya modal ventura mungkin terlalu dibesar-besarkan.
Savage dari Clocktower pikir AI justru bakal bikin lebih banyak ide, yang bikin founder bikin lebih banyak startup dan mungkin ubah lebih banyak sektor ekonomi. Bisnis ini butuh lebih banyak modal, yang bakal datang dari VC. “Modal ventura itu bahan bakar inovasi,” katanya. “Industri teknologi AS, yang didanai VC, adalah sumber inovasi terbesar dalam sejarah manusia.”
Matt Harris, partner Bain Capital Ventures, juga gak setuju AI bakal kurangi alokasi VC. Dia tunjukin pendanaan besar-besaran perusahaan AI, yang sekarang mendominasi aset ventura. April lalu, OpenAI dapat $40 miliar dengan valuasi $300 miliar, sementara Anthropic bulan sebelumnya dapat $3.5 miliar dengan valuasi $61.5 miliar. “Trennya malah ke arah sebaliknya,” kata Harris.
Prediksi matinya ventura karena AI itu “ngawur,” kata Harris. Dia liat tren serupa 10 taun lalu saat cloud computing dan SaaS bikin founder bangun perusahaan lebih murah dan gampang. Ada yang pikir ini bakal rugiin VC. “Malah bikin SaaS booming,” katanya. Lebih dari 9.000 perusahaan SaaS berdiri antara 2010 dan 2017, tahun-tahun puncak SaaS, menurut Exploding Topics.
AI bakal bikin founder lebih gampang bikin dan nyalin produk, yang bakal bikin persaingan ketat karena “banyak perusahaan bakal ngelakuin hal yang sama,” kata Peter Walker, kepala insights di platform manajemen ekuitas Carta. Startup butuh modal buat distribusi, termasuk marketing dan iklan biar bisa menonjol. “Kami gak dengar banyak VC khawatir AI bakal hancurin modal ventura,” katanya.
Cerita ini awalnya muncul di Fortune.com